Puncak Musim Hujan, Warga Tuban Diminta Waspada Cuaca Ekstrem

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta warga Kabupaten Tuban untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem mulai tanggal 2-8 Februari 2021.

Peringatan tersebut karena wilayah Jawa Timur sedang dalam masa puncak musim hujan yang mana potensi curah hujan relatif tinggi. 

Sesuai pantauan BMKG, kondisi atmosfer terkini menunjukkan adanya beberapa gangguan atmosfer yang menyebabkan adanya potensi peningkatan intensitas curah hujan di Jawa Timur.

Koordinator UPT BMKG Provinsi Jawa Timur, I Wayan Mustika mengatakan, aktifnya pola tekanan rendah di perairan Australia yang menyebabkan adanya zona pertemuan angin dari arah Asia dan dari arah Australia juga mengakibatkan penguatan curah hujan tinggi di Jawa Timur.

Selain itu, terdapat MJO yang merupakan pergerakan kumpulan awan-awan hujan dari Samudra Hindia sebelah Timur Afrika yang saat ini sedang melintasi wilayah lndonesia menuju Samudra Pasifik.

"Hal tersebut diperkuat dengan adanya gangguan gelombang Rossby yang dapat meningkatkan potensi curah hujan," ujarnya dalam siaran pers yang diterima blokTuban.com, Rabu (3/2/2021).

Berdasarkan beberapa gangguan atmosfer tersebut perlu diwaspadai curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang yang dapat berpotensi terjadi untuk sepekan ke depan di beberapa wilayah Jawa Timur.

Seperti Kota Surabaya, Kabupaten Lamongan, Tuban, Bojonegoro, Jombang, Nganjuk, Tulungagung, Batu, Jember, Bondowoso, Banyuwangi, Pamekasan, Sidoarjo, Mojokerto, Magetan, Ponorogo, Pacitan, Blitar, Kediri, Malang, Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, Gresik, Bangkalan, dan Sampang.

Berdasarkan analisis Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Perak Surabaya, kondisi Perairan Jawa Timur juga dipengaruhi oleh tekanan rendah di barat laut Australia yang mengakibatkan peningkatan kecepatan angin, dengan arah hembusan sejajar Laut Jawa, sehingga mengakibatkan pembentukan fetch (daerah pembangkitan gelombang laut).

Hal ini yang memicu peningkatan ketinggian gelombang di Perairan Jawa Timur dalam kategori tinggi di Laut Jawa (2,5 - 4,0 meter) dan kategori sangat tinggi (4,0 - 6,0 meter) di Selatan Jawa Timur.

Area konvergensi (bertemunya massa udara) yang masih terpantau di Laut Jawa juga mengakibatkan pembentukan awan konvektif yang menimbulkan curah hujan sedang hingga lebat, disertai petir di wilayah Perairan Jawa Timur.

"Masyarakat dihimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti genangan, jalan licin, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang, dan petir, serta bahaya gelombang laut," pungkasnya. [ali/ono]