Meremehkan Alergi pada Anak, Ini Dampak Negatifnya

Reporter: -

blokTuban.com - Anak yang punya riwayat alergi dan tidak tertangani dengan baik bisa meningkatkan risiko penyakit degeneratif saat dewasa. Menurut Konsultan Alergi dan Imunologi Anak, Prof. Dr. Budi Setiabudiawan, dr. SpA(k) MKes, anak dengan alergi, bisa mengalami gangguan tumbuh kembang seperti kesulitan bicara, konsentrasi berkurang, hingga hiperaktif dan mudah lemas.

“Alergi juga dapat meningkatkan risiko penyakit degeneratif, seperti obesitas, hipertensi dan sakit jantung,” ungkap Prof DR Budi Setiabudiawan dr SpA(k) MKes, Konsultan Alergi dan Imunologi Anak, dalam keterangannya (6/7).

Menurut Prof Budi, anak dengan alergi cenderung memliki rangkaian penyakit alergi seiring bertambahnya usia. Bahkan diturunkan ke generasi berikutnya.

Karena itu, alergi penting untuk dideteksi dan dicegah sejak dini dengan menelusuri riwayat alergi keluarga dan pemberian nutrisi yang tepat untuk mendukung sistem imun yang lebih baik.

ASI (Air Susu Ibu) dan nutrisi lengkap dan seimbang akan mendukung perkembangan sistem imun anak. “Nutrisi kombinasi prebiotik dan probiotik (sinbiotik) merupakan salah satu nutrisi yang dapat mendukung sistem imun anak dalam menurunkan risiko alergi,” jelasnya.

Dalam kemampuannya menurunkan alergi, sinbiotik lebih efektif dibandingkan pemberian tunggal prebiotik atau probiotik. Kombinasi Prebiotik (seperti FOS GOS) dan Probiotik seperti (B.breve) dengan komposisi seimbang telah teruji klinis bekerja secara sinergis mendorong keseimbangan kolonisasi Bifidobakterium sehingga mendukung sistem imun dalam menurunkan risiko alergi si kecil.

Selain dampak kesehatan, alergi pada anak ternyata juga membawa dampak psikologis, baik pada anak itu sendiri maupun orangtua.

“Dampak ekonomi yang harus dihadapi keluarga adalah meningkatnya biaya pengobatan dan biaya tidak langsung,” imbuhnya.

Sedangkan dampak bagi orangtua, anak yang alergi bisa menyebabkan kecemasan berlebih. Menurut Putu Andani, psikolog dari TigaGenerasi, isu alergi merupakan hal yang harus menjadi perhatian, khususnya bagi orangtua yang memiliki risiko menurunkan kondisi alerginya pada anak.

Berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dalam dua dekade terakhir tercatat peningkatan angka kejadian alergi pada anak di Indonesia. Bahkan alergi susu sapi yang menyebabkan dermatitis atopik ditemukan hingga 60 persen.

*Sumber: kumparan.com