Bertahan di Tengah Pandemi, Bengkoang Parengan Masih Diminati

Reporter: M. Anang Febri

blokTuban.com - Panenan buah bengkoang yang ada disekitar wilayah Kecamatan Parengan, tengah mencapai siklus puncak. Kendati begitu, tak sedikit petani maupun pedagang yang mengeluh, sebab penjual yang naik turun akibat dampak pandemik Covid-19.

"Ya, sedikit banyak masih ada peminatnya. Alhamdulillah, disyukuri saja," kata Narto, pedagang bengkoang asal Ponco, Desa Suciharjo, Kecamatan Parengan, Sabtu (23/5/2010).

Pedagang muda itu mengaku, pada hari biasanya sebelum huru-hara Civid-19, buah bengkoang bisa laris ditebas pemborong dari berbagai kota. Seperti Juwono, Lamongan, Gresik, Pati, Kudus, dab banyak wilayah kota di Jawa Tengah.

Namun, pada waktu ini, penilaian hanya bisa dilakukan separuh wilayah saja. Sebab, dampak pembatasan wilayah, dan krisis yang melanda di hampir semua lini masyarakat.

"Jadinya juga pengaruh sama harga jualnya," tambahnya.

Hal senada juga dipaparkan Kuri, petani di Desa Mojimalang, Kecamatan Parengan. Diakuinya, penjualan buah bengkoang lumayan sulit pada waktu seperti ini.

"Sulit pasang harga. Saya jualnya per ikat. Ikatan kecil, sama ada yang besar. Itu juga banyak yang nawar. Pokoknya kalau ada untung, lepas saja," terang dia.

Untuk harga per ikatan kecil berisi 4 untai, biasanya dibandrol antar 20 hingga 30 ribu. Sedangkan ikatan besar, dijual dengan harga 50 hingga 60 ribu rupiah. [feb/ito].