Harlah NU Ke- 94 Jadi Momentum Penguatan Gerakan Ekonomi Nasional

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com - Dalam memaknai Harlah Nadhlatul Ulama ke – 94, Adi Widodo Pengusaha Muda Nahdliyin Asal Tuban ingin berbagi cerita dan sedikit gagasan. Sesaat sebelum puncak peringatan Harlah Nahdlaltul Ulama Ke-94, dirinya bersyukur bisa berjumpa langsung dengan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Said Aqil Siradj.

Dalam momen bincang – bincang santai sambil menikmati santap siang, banyak hal yang disampaikan beliau. Topik diskusi serius sampai sekedar guyon gayeng semata. Satu poin yang menarik perhatian saya adalah soal perekonomian nasional.

Isu ini juga menjadi materi yang dikedepankan beliau saat berpidato langsung di depan Wakil Presdien KH. Ma’ruf Amin yang hadir dalam peringatan Harlah NU ke-94 di PBNU, Jumat malam (31/1/2020).

Sebagai Ketua Umum organisasi sebesar NU yang berbasis Islam, pria yang mencalonkan diri sebagai Bupati di Pilkada Tuban 2020 ini sangat menghormati pemikiran beliau yang juga begitu concern terhadap persoalan ekonomi bangsa yang hingga hari ini masih menjadi PR serius bagi negeri kita tercinta ini.

Persoalan ekonomi, memang sangat serius untuk bersama-sama segera dibenahi. Banyak variable yang harus dibedah untuk membuka jalan menuju penguatan ekonomi, baik dalam skala wilayah seperti Kabupaten/Kota maupun secara nasional.

"Kuncinya ada pada pembentukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul, produktif, dan berdaya saing. Dan sebagai seorang pengusaha Nahdliyin, penguatan SDM juga harus disertakan dengan upaya pembentukan SDM yang memiliki akhlakul karimah yang merupakan pondasi utamanya," tutur Adi Widodo kepada blokTuban.com, Sabtu (1/2/2020).

Dalam konteks penguatan gerakan ekonomi nasional, pria kelahiran Bangilan sepaham dengan gagasan KH Said Aqil Siradj terkait keberadaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Publik juga sudah mendengar langsung saat beliau berbicara dalam peringatan Harlah NU ke – 94.

"Salah satunya dan harus digarisbawahi yakni soal rancang bangun pengelolaan sumber daya alam dan anggaran negara yang berpihak," tegasnya.

Memang, satu-satunya jalan untuk memberdayakan UMKM adalah dengan membentuk rantai sistem yang pro rakyat. Karena esensinya, sebuah bangsa memiliki ekonomi kuat apabila pondasi perekonomian di level paling bawah sudah bisa mandiri dan berdaulat.

Dari desa yang berdaulat secara ekonomi menjadi awalan sempurna untuk menyokong gerakan penguatan ekonomi secara nasional.

Pokok pemikiran besar NU soal perekonomian yang disampaikan KH Said Aqil Siradj pada Harlah ke-94, bagi saya memang sangat tepat untuk digaungkan. Sejatinya memang NU adalah sebuah organisasi yang berkontribusi dalam kemerdekaan Republik ini.

Sudah tentu, komitmen NU untuk Indonesia yang mencakup berbagai aspek, harus pula turut andil dalam membangun dan membawa masyarakat Indonesia menuju sejahtera.

Saya teringat sebuah artikel yang mengutip pesan Presiden RI Pertama Soekarno dalam peringatan Harlah NU Ke-40 pada 31 Januari 1966 di Jakarta. “Kalau unsur Pancasila pada alim ulama teguh dalam batin, negara kita akan menjadi negara yang paling baik di seluruh dunia”. Selamat Harlah Nahdlatul Ulama. [ali/ito]