Cerita Banjir 2019, Alasan Warga Tolak Evakuasi Mencengangkan



Reporter: M. Anang Febri

blokTuban.com - Kabupaten Tuban yang dilalui sungai Bengawan Solo, menjadi kawasan langganan banjir setiap tahun. Banyak peristiwa serta kisah menyentuh hati. Mulai dari korban harta, benda, nyawa, hingga warga yang tak mau dievakuasi dan kukuh menetap di kediamannya.

"Tahun lalu juga begitu, Warga Tambakrejo Kecamatan Rengel gak mau dievakuasi,” terang Taufiq, Kasi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban mengulas peristiwa banjir awal tahun 2019 lalu.

Letak geografis Desa Tambakrejo yang berada di ujung selatan Kecamatan Rengel, bersinggungan langsung dengan aliran sungai terpanjang di Pulau Jawa. Sehingga mengharuskan warga mendapat evakuasi serta perhatian ekstra, jika sewaktu-waktu air meluber tak terkira.

Akan tetapi banyak warga menolak dievakuasi. Mereka mengaku sudah terbiasa akan keadaan ini. Sedikitpun rasa khawatir juga tak terlintas dalam benak pikiran masyarakat setempat.

"Warga sana menganggap kalau banjir dari luapan sungai Bengawan Solo karena musim penghujan adalah berkah, bukan musibah," imbuh Taufiq.

Lelaki yang merupakan warga Kecamatan Rengel itu menjelaskan lagi, dikatakan berkah dalam banjir karena warga masyarakat setempat percaya bahwa selepas banjir berlalu dan surut, sudah pasti akan membuat lebih subur tanah berikut tanaman utama warga, yaitu padi.

"Ada banjir di sini kita gak apa-apa Pak, malah nanti pertanian kita bagus," katanya menirukan penjelasan warga Tambakrejo yang punya anggapan banjir bukan musibah, namum berkah.

Selain mindset yang positif, warga setempat juga telah mempersiapkan segala sesuatu ketika banjir mulai mengintip. Disamping itu, BPBD juga menanamkan komunikasi kepada masyarakat dan Pemdes setempat, jikalau ada perihal genting nan darurat yang perlu ditangani oleh tim BPBD. [feb/ito].