Buka Bursa Inovasi Desa 2019, Bupati Tuban Tekankan 3 Unsur

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com - Bursa Inovasi Desa (BID) di Kabupaten Tuban terselenggara dua kali. Tahun 2019 ini, Bupati Tuban, Fathul Huda berkesempatan membuka langsung di zona I bertempat di Gedung Graha Sandya Tuban, Rabu (4/9/2019). 

BID yang digelar TPID bersinergi dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Desa, dan Keluarga Berencana (Dippemas dan KB) Tuban ini, di zona I diikuti 342 orang dari 114 desa dari 7 kecamatan. 

Hadir pula Kepala Dippemas dan KB, Camat Merakurak, Jenu, Tambakboyo, Tuban, Semanding, dan Palang. Sekaligus Kades, BPD dan tokoh masyarakat setempat. 

Diawali penampilan tari Miyang khas Kabupaten Tuban, Ketua BID zona 1, Herman Susanto mengatakan giat ini merupakan forum pertukaran inovasi desa. Diantara tujuannya untuk mewujudkan agenda Nawacita dalam RPJM 2015-2019. 

"BID juga mendorong penggunaan Dana Desa (DD) yang berkualitas, efektif, dan efesian melalui program pemberdayaan masyarakat yang inovatif dan lebih peka kebutuhan warga," kata Herman dalam laporannya. 

Di kesempatan yang sama, Bupati Fathul Huda mengapresiasi terselenggaranya BID tahun 2019. Jumlah penduduk semakin meningkat. Tuban saat ini sudah 1,3 juta jiwa. Kalau dunia kurang lebih 8 miliar orang. 

Ini semua punya konskuensi. Alam sudah tua sering sakit. Efek dari jumlah penduduk semuanya butuh tempat, sehingga luasan lahan akan berkurang. Semuanya butuh pangan, pelayanan, dan pekerjaan. Ini tak bisa diatasi tanpa adanya terobosan. 

"Di sini kuncinya ada inovasi. Kalau alam sudah tua, tak mungkin melakukan peremajaan lagi. Kita dituntut inovasi misalnya biopori tanah, mengatur saluran pembuangan, dan memaksimalkan potensi SDA," kata Bupati kelahiran Montong. 

Di tingkat desa, lanjut Bupati dua periode menambahkan semuanya kepala desa di Tuban muda dan energik. Ujung pembangunan ada di desa, dan Kades penting kedudukannya di kabupaten karena kabupaten tak bisa apa-apa tanpa peran petinggi. 

BID ini maksudnya kita saling belajar, dari desa satu dengan yang lainnya. Bagaimana mengadopsi cara terbaik, tentang keuangan, pemberdayaan SDM maupun infrastruktur. 

Ada tiga unsur penting inovasi, meliputi Infrastruktur, pemberdayaan masyarakat, dan peningkatan ekonomi. Ketiganya harus direalisasikan oleh setiap desa. 

"Saya akan mengunjungi tiap desa untuk melihat inovasinya. Jika kurang maksimal akan kita beri masukan," tegas tokoh karismatik NU Tuban. 

Bupati yang rutin berdakwah ini, menyebut inovasi yang diwajibkan setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan Camat telah berbuah Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) meningkat di atas 80. Pemkab menginginkan sangat bagus untuk IKM Tuban. 

Saat ini perlu pelayanan publik yang harus diperhatikan. Kalau Rumah Sakit yang dilayani bukan hanya yang sakit, tapi juga yang mengantar. Sekaligus yang ingin konsultasi.

Di Kecamatan juga harus menyiapkan lokasi ramah anak dan bebas rokok bagi ibu hamil. Bukan hanya pelayanannya saja, tapi fasilitas penunjangnya juga diperhatikan. 

Kepala Dippemas dan KB Tuban, Mahmudi juga telah bersinergi dengan TPID, untuk mendorong desa berinovasi. BID inilah wadahnya, setiap bisa bisa meniru inovasi yang dapat diaplikasikan di wilayahnya. 

"Inovasi infrastruktur memang penting, tapi peningkatan kualitas SDM dan mutu juga jangan dikesampingkan," sambung Mahmudi. 

Inovasi jimpitan sampah dan hasil laut Socorejo, Jenu bagus ditiru dan semua desa mampu untuk itu. Begitupula pengembangan wisata Sendang Asmara di Desa Ngino, Semanding. Dari sini pendapatan desa dan ekonomi warga terkerek. 

"Ini yang kami harapkan. Dan desa tak ada alasan lagi tidak ada anggaran. Komitmen hari ini harus dibahas dalam Musyawarah desa kemudian dianggarkan dan direalisasikan," tutupnya. [ali/ito]