Edy Sutrisno, Juru Taktik Sepakbola Handal

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com - Hanya sepakbola yang bisa menyatukan hati dan semangat warga Kabupaten Tuban berolahraga. Itulah celotehan segelintir warga yang riang gembira menyambut medali emas Sepakbola di Porprov VI Jatim 2019.

Kabupaten Tuban mengalahkan Sidoarjo di babak final di Stadion Tuban Bumi Wali, dengan skor meyakinkan 2-1. Di balik itu, ada juru taktik handal bernama Edy Sutrisno.

ES sapaan akrab pelatih asal Malang ini, dapat dibilang sudah memikat hati warga Bumi Wali terutama pecinta bola. Pelatih bertangan dingin ini bukan hanya berjasa di Porprov, tapi juga pernah membawa kemenangan Persatu di Liga Nusantara 2014 maupun menaikkan kasta Persatu dari Liga 3 ke Liga 2.

Emas Sepakbola merupakan target awal pelatih kelahiran 30 Juni 1960 yang disampaikan di awal Porprov VI. Hal tersebut telah dilunasi, dengan bukti Gubernur Khofifah menganugerahkan medali emas kepada Bupati Tuban, Fathul Huda.

"Saya bangga diterima warga Tuban. Setiap latihan dan pertandingan selalu enjoy," kata ES kepada blokTuban.com usai final pada Sabtu (13/7/2019.

Lebih dari itu, ES menganggap semua yang ada di Tuban sudah menjadi miliknya. Apa yang sudah diamanatkan kepadanya, akan dilunasi meski dengan berpeluh keringat.


Dilepas Persatu karena Berlisensi C


Satu hal yang membuat kesedihan para pendukung ES di Persatu, ketika manajemen harus merelakan kepergiannya.

Bukan tanpa sebab, di Liga 2 Indonesia setiap pelatih minimal berlisensi B. Kendati demikian, ES ternyata lisensinya masih C. Tal ayal jika pelatih yang mengantarkan Persatu ke Liga 2 ini, harus diganti Purwanto Suwondo.

Sebenarnya managemen kesebelasan Persatu Tuban, berkeinginan mempertahankan pelatih Edy Sutrisno (ES) sebagai ‘arsitek’ tim berjuluk Laskar Ronggolawe di Liga 2 musim 2019.

Managemen menilai bahwa ES merupakan pelatih yang cocok dengan pemain Persatu. Namun sayang, keinginan Managemen untuk mempertahankan ES terkendala regulasi Liga 2.

Manager Persatu Tuban, Fahmi Fikroni mengatakan, managemen berkeinginan besar mempertahankan ES, namun terkendala Lisensi. Karena itu Managemen akan mencari pelatih baru yang sesuai regulasi.

Roni mengaku saat ini sudah ada banyak pelatih yang menawarkan diri untuk menangani Persatu. Sedikitnya ada lima orang yang sudah menyodorkan lamaran kepada Managemen Persatu.


Profesional Saat Menjamu Malang di Semifinal Porprov


Sebagai pelatih kepala cabang olahraga (cabor) sepak bola Kabupaten Tuban, Edi Sutrisno tetap profesional saat menjamu Malang di Semifinal Porprov VI Jatim 2019. Sebagaimana diketahui ES biasa disapa, merupakan warga Kota Malang.

Cabor sepak bola pada ajang Porprov VI 2019 Jawa Timur mempertemukan Kota Malang dan Kabupaten Tuban sebagai tuan rumah. Pertandingan tersebut telah digelar di Stadion Lokajaya, Kabupaten Tuban, Kamis (11/7/2019) lalu.

"Siapapun lawannya kami tetap profesional, kami ingin pertandingan nanti berjalan sportif," terang ES.

Prinsipnya nanti di pertandingan, siapa yang bagus pasti menang. Edi juga mengungkapkan ia berharap Kota Malang meraih prestasi, akan tetapi ia ingin bekerja secara profesional dan membawa cabor sepak bola Kabupaten Tuban meraih medali emas.

"Karena saya kelahiran Malang, ya sebenarnya saya berharap Malang dapat prestasi, tapi untuk saat ini saya kerja untuk Tuban, jadi saya akan buktikan yang terbaik untuk Tuban," imbuhnya.


Antarkan Persatu Juarai Liga Nusantara 2014


Pecinta bola Kabupaten Tuban tentunya tak bakal lupa, ada sosok ES yang membawa Persatu juarai Liga Nusantara 2014 silam. Setelah dilepas manajemen Persatu, saat ini dirinya didapuk tangani Bumi Wali FC di Liga 3 Regional Jatim.

ES merupakan juru taktik sepakbola bertangan dingin. Disetiap latihan tak pernah melepaskan topi putih kesayangannya. Pria bersuara lantang dan bersikap tegas ini, sangat disukai tim yang dibesutnya.

Seluruh warga Tuban patut berterimakasih, dan bangga atas kerja keras pelatih asal Malang itu. Berkat keteguhan dan loyalitasnya, Persatu waktu itu masuk Divisi Utama.

Begitu rasa cintanya ke Tuban, mantan pelatih Persibat Batang ini mengaku tak pernah menghiraukan nilai kontrak. Sejak 2007 menangani Persatu dan semuanya sudah dianggapnya seperti keluarga. [ali/ito]