Musim Hajatan, Jasa 'Rewang' Kebanjiran Job

Reporter: M. Anang Febri

blokTuban.com - Pasca Lebaran, Hari Raya Idul Fitri yang sepekan berlalu, musim hajatan mulai dari pernikahan, khitan juga giat temu silaturahmi keluarga besar tengah marak beredar di berbagai wilayah, khususnya Kabupaten Tuban.

Dampaknya, jasa pekerja bantu acara atau sering disebut dengan 'rewang' banyak kebanjiran job.

Orang-orang yang termasuk pekerja rewang sendiri merupakan suatu kesibukan yang tak tentu. Artinya hanya bekerja jika sedang musim hajatan. Kendati begitu, hasil kerja membantu meringankan beban acara hajatan nan super sibuk dan padat itu, bisa meraup rupiah yang cukup lumayan.

Salah seorang rewang asal Desa Saringembat, Kecamatan Singgahan, Mini (48) mengaku sangat sibuk mengatur jadwal job yang telah dipesan tuan rumah jauh-jauh hari. Bahkan sebelum lebaran tiba, dia sudah terjun pada 2 acara nikahan malam 9 yang lalu.

"Ya begitu, musim hajatan ya musim kerja bagi rewang. Kuwalahan juga kalau yang punya acara gak pakai jasa rewang," katanya kepada blokTuban.com sembari menunjukkan mimik sumringah sebab kebanjiran job, Selasa (11/6/2019).

Masih kata Mini, tawaran jasa membantu di acara hajatan tak hanya dari dalam desanya saja. Namun desa-desa sekitar pun juga tak luput dari jasa para rewang.

Soal harga jasa, dia mengaku mendapat hasil bervariasi. Mulai dari Rp200 ribu sampai hajatan usai, sampai Rp350 ribu jika empunya hajat tergolong orang punya.

Tak cukup sampai disitu, selain uang ia bersama rekan rewang lain juga mendapat aneka macam bingkisan sejenis sembako dari tuan rumah.

"Dari malem songo sampai bulan ini sudah dapat 6 tawaran jadi rewang. Yang 3 sudah, sisanya hari ini dan pertengahan bulan," imbuhnya.

Ya, tentu bisa dibayangkan jumlah pendapatan yang dihasilkan oleh pelaku jasa rewang. Tinggal menghitung dan mengaligandakan jumlah upah dan banyaknya job.

Sementara itu, seorang pengguna jasa rewang di Kecamatan Singgahan mengaku sangat terbantu oleh hadirnya sejumlah pekerja yang ada di acar hajatan.

Meskipun tak sedikit uang yang dirogoh untuk menukar jasa keringat pekerja, namun efisiensi kerja dan kesuksesan acara adalah segalanya.

"Kita kalau mau panggil jasa rewang juga gak sembarangan, harus punya kemampuan yang baik dalam pekerjaan," ujar Yati. [feb/rom]