Lakon Joko Lelono Golek Ilmu Meriahkan Diesnatalis TI XX

Reporter: M. Anang Febri

blokTuban.com - Diesnatalis XX komunitas Teater Institut (TI) Universitas Ronggolawe (Unirow), Sabtu (27/4/2019) malam kemarin menyajikan sejumlah pertunjukan. Salah satunya yang paling menarik ialah sajian dari komunitas Pemuda Harapan Kampung (PHK), dengan membawa tema wayang beber lakon Joko Lelono Golek Ilmu.

Berbeda dengan pertunjukan wayang beber lainnya, kalau ini komunitas PHK yang dipunggawai oleh Buntas, memadukan seni tradisi semi modern. Di mana alur cerita sengaja dibuat ringkas, dengan selingan humor lokal yang membuat gelak tawa para penonton juga penikmat seni yang hadir di panggung budaya Unirow.

Antara Dalang dan para tokoh wayang, seakan menjadi opera guyon harmoni sepadan. Wayang pun divisualkan langsung menggunakan orang, dengan mengenakan topeng berciri khas masing-masing.

"Joko Lelono, mlebu metu alas, nggedor segoro. Nadyan wis nduwe niatan golek ilmu sing temenan, iseh kalah karo godane kalah howo naksi (Joko Lelono, keluar masuk hutan, menggebrak lautan. Meskipun sudah punya niatan mencari ilmu yang serius, masih kalah dengan godaan hawa nafsu)," cerita sang Dalang membuka kisah.

Kemudian, teman Joko Lelono, Gembili pun mengetahui bahwa Joko Lelono telah melakukan sesuatu yang tak benar, hingga terbawa pergaulan bebas yang seperti sekarang.

Gembili mengingatkan Joko Lelono bahwa dengan mengulas jerih payah orangtuanya yang sudah susah payah bekerja, banting tulang demi kehidupan masa depan Joko Lelono.

"Mulo Joko Lelono, aku sebagai koncomu yo wis mbuk anggep dulurmu. Kowe manut matang aku. Howo nafsumu wis orang kebendung, mulo ayo melu aku moro tekan paguron sing ngerti babakan dunyo iki," kisah Dalang yang kemudian menghantar alur pada pertemuan Profesor Dengkek yang menjadi guru Joko Lelono. Dalang melanjutkan, hingga pertunjukan usai.

Sementara dari Komunitas PHK usai pementasan berlangsung, mengaku tak begitu menyiapkan konsep matang akan partisipasi dalam Diesnatalis TI kali ini sebab minimnya waktu.

"Pentas ini nafasnya dari Wayang Beber. Di sini kami bukan presentasi karya, tapi presentasi silaturahmi," ujar Buntas kepada blokTuban.com usai pertunjukan, Minggu (28/4/2019) petang.

Selain itu, dia juga berharap agar silaturahmi komunitas Teater tetap terjaga. Khususnya, Teater Institut yang diharapkan bisa sukses dalam bentuk apapun.

Adapun pertunjukan dari komunitas Teater lain yang ikut menyemarakan hari jadi TI ke 20 tahun ini, seperti Teater Kaged asal IAI Al-Khairat Pamekasan dengan membawa naskah Kaos Kaki Bolong. Teater Saung dari STITMA, dengan membawa naskah judul Petok, serta kolaborasi 3 kota yang menggabungkan aliran pantomime dari Mime Pause, musik, dan wayang pada Jumat (26/4/2019) lalu.

Teater Institut Unirow juga membawakan naskah berjudul Lorong pada puncak acara, bersamaan usai tampilan Teater Kaged dan performing art PHK. Aacara tersebut telah digelar selama 3 malam berturut, dan juga bekerjasama dengan perform UKM yang ada di Unirow. [feb/ito]