Sharing Sebelum Sebar, Cara Tangkal Berita Hoax

Reporter: Ali Imron

blokTuban.com - Maraknya berita atau informasi hoax menjelang pemilu 2019, menjadi keprihatinan tersendiri Kapolsek Senori, AKP Musa Bakhtiar. Untuk menangkalnya, Kapolsek menggelar Ngopi bareng jurnalis Ronggolawe Press Solidarity (RPS) dan netizen di Rumah Joglo Kost Ash-Shoya Tuban.

"Sharing sebelum share (menyebar) supaya kita tidak ikut memviralkan berita yang belum jelas kebenarannya," ujar Kapolsek Musa kepada blokTuban.com, Jumat (8/3/2019).

Pertemuan antara netizen dan jurnalis kali ini untuk sharing informasi, karena berita hoax belakangan ini sangat luar biasa. Terlebih menjelang Pesta Demokrasi Pileg dan Pilpres 17 April mendatang.

Melalui obrolan ringan, diharapkan ada transfer pengetahuan yang muaranya pada pemberitaan. Netizen harus bisa menyampaikan informasi yang ada dasarnya. Jangan asal share sesuatu yang belum jelas asal usulnya.

"Hoax sangat merugikan kita semua," beber pria kelahiran Ngawi ini.

Sekretaris RPS, Dion Dajar Arianto, memiliki cara khusus ketika menerima informasi atau berita yang belum jelas. Bisa dicek di media yang sudah terverifikasi di website Dewan Pers.

"Kalau berita nasional saya biasa ngecek di Detik atau CNN. Sedangkan yang lokal ngecek di Berita Jatim," sambung kontributor Trans ini.

Kendati demikian, Dion bukan berarti tak percaya dengan media yang belum terverifikasi. Prinsipnya lebih cerdas mengkonsumsi informasi dari media yang kredibel dan terpercaya.

Perwakilan Netizen Ronggolawe (Nero), Arif Mustofa, mendukung kegiatan Ngopi yang digelar Polsek Senori. Diharapkan acara semacam ini berkelanjutan, apalagi tema utamanya menangkal hoax.

"Kita harus bisa memilah berita yang baik dan media terpercaya," imbuhnya.

Hoax harus ditangkal, karena dapat meresahkan masyarakat khususnya di Bumi Wali. Melalui sinergi polisi, jurnalis, dan netizen semoga pesta demokrasi tahun ini berjalan lancar.

Perwakilan Blusukan Alam Tuban (BAT), Reyvan Muhammad, menilai penangkalan berita hoax tak bisa instan. Perlu waktu dan telaten menyebarkan konten berita positif di media sosial.

"Misal ada video kita bisa lihat dari awal sampai akhir. Kapan kejadiannya, dan apakah sudah tayang di media terverifikasi," pungkasnya. [ali/rom]