Serapan Gabah di Tuban 2019 Masih 0 %, Ini Alasannya

Reporter - Ali Imron

blokTuban.com - Serapan gabah (Sergab) di Kabupaten Tuban, Jawa Timur sampai awal Maret 2019 masih 0%. Ada dua alasan yang mendasari, salah satunya harga yang ditetapkan oleh pemerintah melalui Perum Bulog lebih rendah dari harga di lapangan yang ditetapkan tengkulak.

"Tuban masih 0% karena harga tengkulak lebih tinggi dari pemerintah," ujar Pasintel Kodim 0811 Tuban, Ahmad Fakih, di sela silaturahim Dandim 0811 dengan wartawan di Aula Kodim, Sabtu (2/3/2019).

Setelah dikonfirmasi ke Bulog, Pasintel mendapat informasi jika ada kriteria tertentu untuk menyerap beras dari petani. Artinya tak sembarang beras bisa masuk, karena sistem Bulog menyerap sekarang tak langsung didistribusikan esok harinya.  "Beras disimpan lama tentu kadar air harus sesuai," bebernya.

Faktor lain yang mempengaruhi Sergab di Bumi Wali yaitu, banyak petani yang sejak awal pinjam modal ke tengkulak untuk biaya tanam, pupuk, hingga panen. Secara otomatis saat panen pun, petani tak berkutik dan harus menjual gabahnya ke tengkulak dengan harga yang disepakati.

Melihat kondisi ini, Kodim 0811 berharap besar dukungan informasi dari wartawan baik yang tergabung di RPS dan PWI Tuban. Prinsipnya lebih banyak informasi lebih cepat proses Sergab sebagaimana intruksi pemerintah pusat.

Di awal 2018, Dirjen Tanaman Pangan Kementan RI, Sumardjo Gatot Irianto, memanen padi dan Sergab di Desa Kendalrejo dan Mojoagung, Kecamatan Soko. Kedatangan Kementan dan TNI ke Tuban, untuk memastikan gabah langsung dibeli oleh pemerintah dan petani mendapatkan uang tunai di sawah.

Pada tahun 2018 Kementan RI telah menyiapkan anggaran Rp10 miliar lebih, untuk membeli 20 ribu ton gabah. Untuk harga gabah per kilogramnya, tergantung kualitasnya mulai cara panen dan kadar airnya. [ali/ito]