Berdialog Dengan Hati

Oleh: Sri Wiyono

"Jokowi sudah dipilih alam. Dia yang akan memimpin negeri ini, meski nanti banyak darah yang menetes" begitulah pesan ghaib atau wisik yang diterima dulur-dulur para pelaku dan ahli lelaku tirakat, atau lebih tepatnya guru-guru saya. Saya anggap guru karena dari mereka saya belajar untuk memaknai hidup yang tidak sekadar hidup. 

Semoga mereka semua yang berbagai latar belakang itu, ada yang kiai putra dari seorang kiai besar, meski keseharian berlaku lugu bahkan ndeso. Namun setiap malam selalu mengamalkan dzikir mulai tengah malam sampai Subuh. Itu yang saya tahu, amalan lainnya yang tidak saya ketahui, pasti lebih banyak.

Lalu ada yang laku kejawen anak dari seorang pendekar jadug di jamannya, bahkan ada kemungkinan  ayahnya adalah keturunan penggedhe dari sebuah keratin. Ada yang laku Sikep, juga ada yang setengah-setengah dalam artian masih proses pencarian. Dan saya bagian yang anut saja yang selalu senang hadir di tengah-tengah mereka.

"Alam sing milih Jokowi, ora iso dibendung. Nanging bakal akeh getih tumetes. Podo didongakno wae ben negorone lan rakyate slamet" begitu dialog aslinya. Karena mereka mengatakan dalam bahasa jawa.

Dan beberapa orang aneh itu, begitu banyak orang menilai guru-guru saya ini, mengamini. Setidaknya wisik yang mereka terima sama, meski dengan lelaku yang berbeda. Anehnya, tiap malam Jumat, mereka termasuk saya, selalu ngumpul di sebuah makam wali. Seorang wali yang konon juga penggedge dan panglima perang dari Mataram, hahaha....lelaku apa ini...

Saya yakin itu, bahwa pengganti presiden nanti adalah Jokowi. Keyakinan itu bukan mendahukui takdir Allah, namun wisik yang diterima orang-orang istimewa itu yang meyakinkan saya. 

Sudah tak terhitung wisik mereka terjadi benar di alam nyata. Tentang hadirnya bencana, tentang kematian dan sebagainya. Ah, mereka memang selalu bermain-main dengan hal ghaib. Allah memberikan keistimewaan pada mereka untuk itu.

Mereka menyebutnya mendoakan negeri ini agar tidak goncang dan selamat. Di antaranya di makam wali tempat kami biasa ngumpul itu. Mereka bermunajat dengan caranya masing-masing. Dan pesan tentang Jokowi bakal terpilih itu, keluar tepat tengah malam, ketika saat itu kami sedang ngumpul. 

Saya terlibat ya hanya sebatas itu, ikut ngumpul. Kalau mengikuti laku yang mereka mana kuat, karena ada yang puasa, dan sampai berhari-hari tidak tidur. Sedang saya jam 10 malam belum memejamkan mata, rasanya ngantuk sekali..ah dasar...

Saya yakin kalau Jokowi bakal menang. Namun boleh percaya atau tidak, ketika masuk TPS saya milih Prabowo. Sungguh, saya milih Jenderal bintang tiga yang mantan Danjen Kopassus itu. Hati saya sreg dengan dia. Meski keyakinan saya Jokowilah pemenangnya, bahkan saya ikut mendoakan bersama guru-guru saya untuk kemenangan Jokowi dan keselamatan negeri. Sekali lagi, ya hanya ikut grubyuk saja hehehe…

Entah bagaimana ceritanya, tiba-tiba datang utusan khusus Jokowi ke kota tempat guru-guru saya itu tinggal. Utusan tersebut mengundang para sesepuh itu untuk ketemu Jokowi, setelah mantan Wali Kota Solo itu dilantik menjadi presiden. Entah undangan itu diberangkati atau tidak, setahu saya para guru itu dengan rendah hati belum mau pergi jauh dari kotanya, meski hanya satu dua hari.

Beberapa saat kemudian, Jokowi melakukan kunjungan kerja di kota itu. Dan presiden pilihan alam ini menyempatkan berkunjung ke salah satu kampung tempat sebagian guru itu berdiam. Kunjungan ke kampung itu mendadak. Tak ada dalam rencana kegiatan di daftar kegiatan protokol kepresidenan. Maka hari staf kepresidenan harus mengondisikan lokasi, termasuk para pengawal presiden harus memastikan lokasi steril, aman dan nyaman dikunjungi presiden, ibu negara dan putrinya.

Ketika sampai lokasi, Jokowi disambut dengan air kelapa muda  dengan sebuah sedotan plastik. Kelapa muda itu sebelumnya sudah diperiksa oleh petugas kepresidenan. Bahkan sedotannya juga sudah diganti. Sedotan yang disediakan tuan rumah dibuang oleh petugas, diganti dengan sedotan yang dibawa oleh petugas tersebut. Membawa sedotan dari Jakarta? Mungkin! Tapi begitulah prosedurnya barangkali.

Setelah minum air kelapa muda, giliran 'tanah air,  ya, begitu orang bilang. Dialah 'kendi' tempat minum yang terbuat dari tanah liat. Seger memang minum air kendi, dingin dan menyegarkan begitu rasa airnya.

Jokowi langsung ambil kendi itu, lalu diangkat dan minumlah presiden yang suka blusukan itu dari air yang mengucur dari mulut kendi. Maka jika Anda pernah melihat foto Jokowi duduk lesehan di sebuah pendapa dengan pagar kayu rendah, dan minum air kendi, di kampung para guru itulah tempat. 

Saya kebetulan bisa mengabadikan moment itu dari dekat, ya dekat sekali, karena saya berhasil masuk ring satu pengamanan. Meski ketika Paspampres tahu ada 'penyusup' saya lalu dicengkiwing leher baju saya dari belakang dan disuruh mundur hehehe…. Banyak sekali jepretan kamera yang sudah saya buat. Sayang file foto-foto saya itu entah ke mana, duh...

Setelah lama menjabat, Jokowi memang selaras dengan alam. Kepemimpinannya bagus. Kebijakannya banyak yang membela rakyat, meski kebijakan itu kadang tak populer di kalangan tertentu. Hasil dari kebijakan itu bisa dilihat. 

Apakah Jokowi tak punya salah, tak punya kelemahan dan selalu sempurna? Tentu tidak, karena Jokowi adalah manusia biasa, dia bukan malaikat yang tak punya kesalahan. Tapi Jokowi adalah manusia yang dipilih Allah untuk memimpin negeri ini. Mengantar negeri ini untuk menjadi lebih baik, sebelum datang Satrio Piningit Sinisihan Wahyu yang akan membawa negeri ini kembali jaya, adil makmur dan sejahtera. 

Kita tinggal di negeri besar yang punya modal dan sudah digariskan untuk menjadi punjer dunia, tinggal menanti masanya datang. Maka berbanggalah Anda, karena masa itu benar akan datang.

Bagaimana para periode kedua nanti ? Oh ya, karena kisah saya ini adalah kisah menjelang pilpres yang dimenangkan Jokowi di periode pertama dulu hehehe…. Tentu saya akan kembali berdialog dengan hati saya. Melihat realitas hasil kerja yang sudah dicapai. Saya juga belum menerima kabar apakah guru-guru saya sudah menerima wisik atau belum? 

Saya belum tanya mereja, karena biasanya mendekati pemilihan lelaku khusus baru dilakukan. Apakah Jokowi akan kembali dipilih alam untuk melanjutkan cita-citanya? Ataukah akan ganti presiden seperti yang sebagian kelompok harapkan? Hati saya sudah menentukan pilihan, hanya wisik belum saya dapat. Tentu tidak saya sebut di sini, nanti dikatakan kampanye hihihi….

Bagaimana dengan Anda, sudahkah ada pilihan?  Berdialog dengan hati Anda. Lihatlah realitas yang ada. Tanya nurani Anda yang selalu jujur, mana pilihan yang tepat. Wallahu a'lam. [*]