Tanto, Peternak Muda yang Sukses Asal Soto Sidodadi

Reporter: Mochamad Nur Rofiq

blokTuban.com - Eko Kristanto, peternak muda yang boleh dibilang cukup berhasil meraih sukses dari kambing jenis Jawa dan Peranakan Etawa (PE) yang dipelihara. Saat ini omsetnya jutaan rupiah setiap bulannya.

Usaha ternak kambing sudah dijalani pria 33 tahun ini selama tiga tahun terakhir. Dia menyulap lahan di bagian belakang rumahnya yang berada di RT.01/RW .03 Dusun Soto, Desa Sidodadi, Kecamatan Bangilan, Kabupaten Tuban menjadi kandang.

Awalnya, ia hanya memelihara 8 ekor kambing. Namun berkat ketekunan dan keuletan pria berbadan jangkung itu, saat ini kambingnya mencapai 50 ekor.

"Awalnya 8 ekor, saat ini punya 50 ekor," kata Tanto, sapaan akrabnya saat diwawancarai blokTuban.com di kandangnya.

Pria ramah ini berujar, 8 ekor kambing yang kini beranak pinak itu ia beli saat masih duduk di bangku SMP. Ia sejak anak-anak memang sudah memiliki hoby beternak hewan.

"Dulu belinya habis khitan, lalu saat mau masuk SMA saya titipkan ke orang karena fokus sekolah. Baru tiga tahun lalu oleh perawatnya dikembalikan lagi ke saya, ya saya rawat," kenangnya waktu itu.

Diungkapkan Tanto, saat ini ia hanya fokus pada pembibitan dan penggemukan saja. Ia belum tertarik ke arah kambing perah etawa, lantaran menyesuaikan pangsa pasar.

Peranakan domba dari indukan biasanya mulai dijual di usia tujuh bulan. Untuk betina dibandrol kisaran Rp700 ribu, sedangkan yang jantan bisa sampai Rp1 juta.

"Kita baru melayani untuk pedaging saja, karena pasar susu kambing belum begitu ada di wilayah sekitar," kisah bapak satu anak ini.

Menurut dia, ternak domba merupakan usaha yang pas bagi dirinya yang bekerja sebagai pegawai honorer di lingkup Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air Bojonegoro. Sebab, untuk merawat ternaknya ia harus bisa membagi waktu.

Selain itu usaha ini cukup menggiurkan lantaran pasarnya cukup luas. Dengan kelahiran kambing yang bisa dibilang tinggi membuat jumlah yang dipelihara juga cepat bertambah.

Kendati begitu, sampai saat ini ia belum mencari pembantu atau anak kandang. Sebab jika dihitung secara bisnis masih mampu untuk dikerjakan sendiri dengan bantuan ibunya.

"Nanti kalau sudah lebih dari seratus kemungkinan baru cari anak kandang," tambah lulusan Sarjana pendidikan guru sekolah dasar tersebut. [rof/rom]