Cerita Petugas Damkar, Tetap Siaga Meski Lebaran (1)

Reporter: Mochamad Nur Rofiq 

blokTuban.com - Warsono, laki-laki 40 tahun itu sejak awal Januari 2018 mulai ditugaskan di unit pemadam kebakaran (damkar) Kecamatan Jatirogo, Tuban. Dipastikan, meski Lebaran ia dan tim damkar lainnya dipastikan siaga 24 jam.

Tahun ini, bapak dua anak itu mengaku akan mendapat piket siaga Lebaran ke-4. Tentu sedikit membuat ia lega, lantaran bisa Lebaran dulu bersama sanak keluarga di kampung halamannya.

Selama Lebaran, tidak ada cuti bagi tim damkar. Setiap saat semua anggota yang jatah tugas diminta siaga untuk mengantisipasi jika si jago merah mengamuk. 

"Kebakaran tanpa tanda. Bencana yang tidak bisa diprediksi, jadi harus siaga selalu," katanya di ruang pos Damkar Jatirogo bersama satu rekannya saat ditemui blokTuban.com. 

Meski tanpa cuti saat Lebaran, ia mengaku tanpa diselimuti rasa susah. Sebab, pekerjaan yang ia geluti lebih mulia dari liburan. 

Kesiagaan petugas sangat ditekankan saat piket. Mobilisasi yang dilakukan tidak boleh terlalu jauh dari pos. Sebab, oleh atasan tidak boleh lebih dari 15 menit penanganan kebakaran di luar kecamatan. 

Setiap tugas, pakaian dinas harus tetap melekat di badan. Semua perlengkapan harus ready. Sehingga ada kejadian langsung aksi. 

"Targetnya tidak boleh lebih dari 15 menit, jarak dari awal kejadian," tegasnya, sesuai dengan ketentuan atasan dia. 

Peristiwa kebakaran selalu mengintai. Apalagi saat Lebaran sebagian besar rumah warga ditinggal mudik dan juga liburan. 

Tahun lalu misalnya, saat lebaran ia menangani dua kasus kebakaran di Bumi Wali. Kejadian pertama di sebuah warung yang dekat salah satu SMK Negeri Tuban dan dekat terminal truk Widang. 

Ia berharap tahun ini tidak ada kejadian kebakaran. Sebab, ia merasa kasihan jika warga harus terbakar tempat tinggalnya atau pun tempat usahanya. "Pasti susahnya bukan main," sergah pria asal Semanding Tuban itu. 

Bagi dia, tugas memadamkan api adalah ladang kerja dan ibadah. Sehingga dia selalu bersyukur menjalani hari-harinya untuk menjadi orang yang bisa memberi jasa yang menaruhkan nyawa itu. 

"Penyebab kebakaran dominan korsleting listrik sama kebocoran gas. Semoga tahun ini tidak ada kebakaran," pungkasnya menandaskan. [rof/col]