Awas, Terlalu Khawatir Malah Bikin Ikatan Asmara Bubar...

Reporter: -

blokTuban.com - Putus adalah hal biasa dalam sebuah hubungan percintaan. Lagi pula, tidak ada hubungan yang selamanya selalu bahagia, bukan?

Tidak peduli seberapa kerasnya kita berusaha untuk mempertahankan hubungan, tidak ada jaminan bahwa hubungan akan bertahan lama.

Namun, juga tidak ada gunanya untuk khawatir. Kekhawatiran justru hanya akan membuat hubungan percintaan diwarnai kecemasan, kecurigaan, dan kekhawatiran.

Riset terbaru mengatakan, terlalu khawatir dengan pasangan justru akan merusak hubungan tersebut.

Penelitian yang dipublikasikan di dalam jurnal Motivation and Emotion ini, berusaha mengetahui apakah ketakutan akan kandasnya sebuah hubungan justru menjadi penyebab putusnya hubungan tersebut.

Periset menggunakan 104 peserta yang ditanya tentang diri mereka, dan keadaan hubungan mereka.

Kemudian, para periset dari Vita-Salute San Raffaele University di Italia memanipulasi beberapa dari mereka untuk percaya bahwa hubungan mereka bisa berakhir.

Para ilmuwan menciptakan persepsi orang-orang tersebut dengan memberi statistik tentang seberapa besar kemungkinan hubungan akan gagal, dan memberi mereka umpan balik yang salah tentang peluang hubungan mereka.

Para responden ditanya bagaimana komitmen terhadap hubungan mereka, dan bagaimana perasaan mereka terhadap pasangannya.

Perasaan romantis dan tingkat komitmen yang lebih tinggi didapati pada mereka yang tidak mendengar atau mengetahui statistik tentang risiko putusnya hubungan percintaan mereka.

Sementara itu, bagi mereka yang mengetahui tinjauan dalam statistik tadi, justru mengalami degradasi rasa dan komitmen dalam kunjungan mereka.

"Ini menunjukkan, ketika menghadapi risiko terlalu tinggi dalam berakhirnya hubungan, peserta secara jelas mengurangi intensitas perasaan positif mereka terhadap pasangan."

Demikian diungkapkan Simona Sciara, Psikolog di Vita-Salute San Raffaele University.

Dengan kata lain, jika seseorang menganggap hubungan mereka berisiko tinggi untuk berakhir, mereka cenderung menarik diri untuk melindungi diri mereka sendiri.

Inilah yang pada gilirannya meningkatkan kemungkinan hal-hal yang tidak diinginkan, seperti putusnya hubungan tersebut.

Giuseppe Pantaleo, psikolog dalam penelitian tersebut mengatakan penting bagi ahli kesehatan untuk menyadari bagaimana risiko 'putus' dapat mempengaruhi orang.

Setidaknya, penelitian telah menunjukkan bagaimana pun patah hati bisa memiliki efek seperti serangan jantung.

"Perpisahan sebuah hubungan memainkan peran penting dalam gejala depresi, tekanan psikologis, dan penurunan kepuasan hidup," ucap Pantaleo.

*Sumber: kompas.com