Bisakah Penyakit Stroke Disembuhkan?

Reporter: - 

blokTuban.com - Stroke merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang disebabkan karena adanya faktor genetik. Mereka yang mengantongi riwayat stroke dari anggota keluarganya, kemungkinan besar akan menderita penyakit yang sama nantinya.

Meski garis keturanan ini tidak bisa diubah, namun stroke bisa dicegah. Pencegahannya pun terbilang mudah, karena kamu hanya perlu menerapkan gaya hidup sehat dan rutin melakukan medical check up, setelah mengetahui adanya riwayat yang diturunkan oleh anggota keluargamu. 

Jika stroke bisa dicegah, lantas bisakah penyakit ini disembuhkan? 

Ada dua jenis stroke, yaitu stroke yang disebabkan karena adanya sumbatan aliran darah dan stroke yang diakibatkan pecahnya pembuluh darah.

Prof. Dr. dr. Moh Hasan Machfoed, Sp.S(K), M.S yang ditemui kumparan (kumparan.com) di acara 'Peringatan Hari Stroke Sedunia 2017', Rabu (25/10), menjelaskan jika stroke yang disebabkan oleh adanya pendarahan atau pecahnya pembuluh darah di otak biasanya bisa sembuh total.

"Umumnya, stroke yang terjadi akibat adanya pendarahan mempunyai kecenderungan untuk tidak kambuh lagi. Dan biasanya mereka yang sudah mengalami ini diperkirakan bisa sembuh total," jelas Prof. Hasan.

Berbeda dengan stroke akibat pendarahan, Prof. Hasan mengatakan stroke yang disebabkan karena sumbatan aliran darah justru lebih berbahaya. Hal ini dikarena serangannya bisa kambuh, bahkan hingga 13 kali serangan.

"Serangan stroke bisa terjadi hingga berkali-kali, bahkan ada contoh kasus di mana pasien mengalami serangan stroke sampai 13 kali," lanjut Prof. Hasan.

Namun sayangnya, stroke akibat pecahnya pembuluh darah lebih jarang ditemukan. Dokter spesialis saraf lainnya, Dr. Taufik Meisiano, SpS (K), menjelaskan jika kasus penyakit stroke akibat sumbatan aliran darah lebih banyak dialami oleh masyarakat, bahkan persentasenya mencapai 80 persen.

"Menurut data yang saya peroleh, sebesar 80 persen masyarakat di dunia mengalami stroke akibat darah yang mengental, sehingga menyebabkan sumbatan pada aliran darah," terang Dr. Taufik.

Untuk kasus stroke yang terjadi akibat adanya sumbatan, Dr. Taufik mempunyai pendapatnya sendiri. Ia menuturkan jika hingga saat ini baru ada dua jenis obat pemecah gumpalan darah yang diakui oleh dunia. Yaitu obat suntik trombolisis dan tindakan intervensi dengan menerapkan prosedur trombektomi. 

"Sayangnya kedua jenis obat ini hanya bisa ditemukan di rumah sakit tertentu saja. Dan ada batas waktu tertentu dalam pemberian obat ini," jelas Dr. Taufik.

"Untuk injeksi trombolisis sendiri baru bisa diberikan maksimal 4,5 jam dari waktu saat pasien terdiagnosis. Begitu seseorang dinyatakan mengalami stroke, maka butuh waktu hingga 4,5 jam sampai obat baru boleh diberikan," sambungnya dengan lugas. 

Sedangkan tindakan medis trombektemi mempunyai batas waktu yang lebih lama, yaitu maksimal 6 jam setelah pasien terdiagnosis penyakit stroke. 

Dr. Taufik menyebutkan jika kendala jarak tempuh rumah pasien ke rumah sakit bisa menggagalkan pemberian obat. Jika pasien stroke telah ditangani, maka kemungkinan penuaan prematurnya (untuk kasus stroke, penuaan dini dilihat dari segi produktivitasnya) juga akan bertahan lama.

"Telat ditangani 1 detik saja, penuaan prematurnya akan bertambah hingga 8,7 jam. Sedangkan telat 1 menit, penuaan prematurnya akan bertambah menjadi 3,1 minggu," ungkapnya.

"Jika telat 1 jam, maka penuaan prematurnya bisa bertambah hingga 3,6 tahun dan ketika kamu benar-benar telat (secara keseluruhan), maka penuaan prematurnya akan bertambah sampai 36 tahun," kata Dr. Taufik mengakhiri perbincangan.

Bayangkan, jika penyakit stroke yang menimpa salah satu keluarga atau orang terdekat kamu telat ditangani, maka berapa waktu yang harus terbuang oleh mereka dalam menjalani sisa hidupnya dengan kondisi tubuh lumpuh?

Sumber:  https://m.kumparan.com/#Xfjxq0YpWGRFTtek.99