Takjil dan Eksistensi Komunitas Saat Ramadan

Seorang pria, setengah berlari menghampiri beberapa kendaraan yang berhenti di lampu merah. Ringan tangannya mengambil bungkus demi bungkus makanan dari dalam kardus. "Takjil, Pak. Sebentar lagi mau buka puasa,".

Reporter: Dwi Rahayu

blokTuban.com - Cerita di atas menjadi pemandangan lazim ketika puasa. Contoh lain, adalah belasan remaja yang terlihat di kawasan lampu merah Letda Soetjipto, Tuban. Sebelum membagi takjil, mereka mengumpulkan aneka jenis makanan dan membungkusnya di plastik. Setelah terkumpul, biasanya mereka membagi ke pengendara sesaat menjelang buka puasa.

Aktivitas sejenis, yang dilakukan remaja di atas nyaris bisa ditemui di sudut-sudut kota Tuban. Sampai juga ke pelosok-pelosok wilayah pedesaan dengan cara yang beragam. Pembagi Takjil, biasa mereka disebut, tidak hanya datang dari kalangan tertentu saja, namun juga dari lintas kalangan dengan beragam usia, pendidikan dan profesi. Tapi punya satu tujuan, bagi makanan buat takjil masyarakat yang memerlukan.

Salah satunya dilakukan Polwan dari Polres Tuban, yang membagikan takjil di Jalan Dr Wahidin Sudirohusodo, tepat di depan Mako Polres Tuban. Jalur ini adalah jalur nasional, sehingga banyak pengendara yang berasal dari luar daerah.

"Setiap sore kita berikan takjil kepada semua kendaraan yang melintas di depan Polres Tuban," kata Kasubbag Humas Polres Tuban, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Elis Suendayati.

Pembagi takjil bukan hanya Polwan dan orang-orang yang biasa bekerja di Polres Tuban. Tapi juga melibatkan pihak lain seperti pelajar dan juga adik-adik Pramuka.

Membagi takjil di jalan, seperti menunjukan eksistensi suatu komunitas di tengah masyarakat. "Alasannya bagi takjil sering di jalan karena banyak dilalui orang luar daerah," kata Ketua klub Arsenal Indonesia Supporter (AIS) Tuban, S Umam, kepada blokTuban.com.

Klub ini adalah salah satu komunitas yang cukup rajin membagi takjil. "Supaya orang yang ada di jalan bisa langsung berbuka ketika waktunya, tanpa harus mencari makan yang waktu itu pasti antri banget," katanya beralasan.

Selama ini, banyak masyarakat yang menganggap kalau takjil adalah makanan pembuka puasa seperti kolak, es, air, atau jenis makanan lain. Lalu apa arti takjil sebenarnya?

Penelusuran beberapa sumber oleh blokTuban, di Kamus Besar Bahasa Indonesia disebut takjil memiliki arti mempercepat (dalam berbuka puasa) yang mana (takjil) adalah kata kerja, bukan kata benda. Tidak jauh berbeda, kata yang diadopsi dari bahasa Arab: ta'jil  ini juga berarti bersegera. Jadi, takjil (ejaan bahasa Indonesia) adalah kata kerja mempercepat atau menyegerakan berbuka puasa, bukan jenis makanan yang dipergunakan buat berbuka puasa.

Intelektual Muda Nahdlatul Ulama Tuban, Jamal Ghofir, membenarkan kalau makna takjil yang sebenarnya ada menyegerakan berpuasa. Tapi cukup banyak masyarakat yang beranggapan kalau takjil adalah sebuat untuk makanan ringan pembuka puasa.

"Takjil itu bukan makanan. Jadi istilah yang tepat bagi makanan agar pengendara bisa takjil atau menyegerakan berbuka puasa," kata Jamal, yang juga Sekretaris PC NU Tuban ini menjelaskan. Bersambung