Minimnya Perhatian Destinasi Wisata Joko Tarub

Reporter: Dwi Rahayu

blokTuban.com - Destinasi wisata alam dan cerita rakyat yang berkembang di sekitar sumber air Joko Tarub di Dusun Morosemo, Desa Sumberagung, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban kurang mendapat perhatian saat ini. Perhatian nampaknya kurang dari pengembangan wisata dan baik warga ataupun pengunjung yang tidak sadar wisata.

Wisata Joko Tarub semestinya dapat dijadikan destinasti wisata alam, hanya disambangi sekelumit warga sekitar. Selain itu, fasilitas yang seadanya menjadi penyebab minim kunjungan.

Berada di jalur antar provinsi, menjadi nilai plus terbukanya kesempatan menarik pengunjung. Dari Jalan Pakah - Tuban menuju Bojonegoro, arah menuju wisata Joko Tarup cukup mudah untuk ditempuh. Memasuki Kecamatan Plumpang untuk tiba di lokasi wisata hampir semua orang tahu.

Kepercayaan yang berkembang di tengah masyarakat, dulunya sumber air tersebut merupakan petilasan Joko Tarub. Cerita yang berkembang petilasan Joko Tarub yang terletak di lahan desa kurang lebih 4 hektare diyakini tempat mandi puteri kayangan

Cerita rakyat tersebutlah yang pada awal tahun 80-an menjadi kisah yang dijual demi mendatangkan pengunjung. Didukung infrastruktur pada masanya kian jaya wisata alam yang berada di wilayah perhutani KPH tersebut.

Kini kondisi sumber air Joko Tarup nyaris terbengkalai. Tidak ada hal istimewa didapati kecuali pemandangan alami dan bangunan tembok pelinduing sumber air dan kolam berpagar besi.

"Dulu sekitar tahun 1983-1984 sumber air Joko Tarup ramai dikunjungi masyarakat. Bangunan menyerupai tempat wisata pada umumnya. Ada loket penjualan karcis, adapula beberapa ekor hewan di kawasan wisata," ungkap Kepala Dusun Morosemo Nahrul Ulum.

Kepada blokTuban.com Nahrul mengungkapkan kejayaan wisata Joko Tarup tidak berjalan lama. Selang beberapa tahun perkembangan wisata mengalami pengambilan alih pada masa orde baru. Pengelolaan wisata sebelumnya di bawah pemerintah desa, diambil alih oleh pemerintah daerah yang juga dikuasai oleh pemerintahan orde baru.

Hingga pada tahun 1989, puncak reformasi terjadi kerusuhan di beberapa tempat di Indonesia. Di Plumpang tidak jauh beda, terutama yang berkaitan dengan wisata sumber air Joko Tarup. Sebagian besar fasilitas dirusak oleh warga demi merebut kembali hak milik pengelolaan wisata.

"Kini setelah wewenang pengelolaan di tangan pemerintah Desa Sumberagung dan didukung Pemerintah Kecamatan pengembangan wisata belum maksimal lantaran terkendala pendanaan," terangnya.

Namun, kompleks Jaka Tarub masih memiliki daya tarik tersendiri. Terdapat batuan alam peninggalam zaman dulu, sendang alami yang airnya sangat jernih dan dimanfaatkan warga setempat untuk memenuhi kebutuhan air bersih satu dusun. Belum lagi di sekitarnya ada sumber air hangat, tebing untuk panjat tebing, bumi perkemahan, beberapa goa alami, sampai embung Ngayung yang bisa mengairi puluhan hektare sawah.[dwi/ito]