Desa Jenggolo Menuju Lumbung Lele

Reporter: Edy Purnomo

blokTuban.com - Cuaca mendung menyelimuti Desa Jenggolo, Kecamatan Jenu, di satu pagi menjelang siang. Tepat ketika Liek Setyadi, membawa satu nampan berisi pakan menuju area kolam yang terbuat dari terpal biru. Begitu pakan ditabur, air kolam yang awalnya tenang langsung beriak dengan munculnya ribuan ekor ikan lele yang berebut makan.

"Ikan lele itu mengandalkan indera penciuman untuk makan," jawab Liek Setyadi, ketika blok Tuban media menanyakan sifat lele yang langsung bereaksi ketika ada makanan yang ditabur.

Lilik, sapaan akrab pria ini, adalah satu dari sekian warga di Desa Jenggolo, yang membudidayakan ikan lele. Sebagian warga dan Pemerintah Desa (Pemdes) berkeinginan budidaya ikan lele semakin mandiri, dan mempunyai keinginan menjadikan Jenggolo sebagai salah satu desa lumbung ikan.

Sebenarnya, sudah lama warga desa itu akrab dengan budidaya ikan lele. Lilik, yang menjadi salah satu pelopor pembentukan kelompok budidaya ikan lele di Desa Jenggolo mengaku sudah mulai beternak sejak tahun 1999. Hanya saja, ketika itu dia beternak sendiri dengan manajemen yang masih seadanya.

"Saya itu kan gemar sekali makan ikan, kemudian melihat saat itu pasar ikan lele di Tuban masih didatangkan dari wilayah Borno (Bojonegoro) dan Babat (Lamongan)," kata pria yang menjadi Ketua Kelompok Budidaya Lele, Imam Makmur, Dusun Panjeng, Desa Jenggolo itu.

Dia berpikir, kenapa kebutuhan pasar itu tidak dicukupi dari pembudidaya lokal asal Tuban?. Kegelisahan yang muncul sekitar tahun 2007 itu, kemudian dia ceritakan kepada seseorang yang kebetulan pegawai di Dinas Perikanan dan Kelautan Tuban.

Setelah melalui diskusi panjang dengan beberapa pihak, akhirnya dia disarankan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Tuban untuk mewujudkan ide itu. Supaya pangsa pasar ikan lele di Tuban juga diisi oleh orang-orang Tuban sendiri.

"Tahun 2011 kami membentuk kelompok, kemudian dari Dinas perikanan dan Kelautan membantu kami tentang pengurusan administrasi sampai ke badan hukum," kata Lilik.

Perjuangan Lilik dan teman-temannya membuahkan hasil. Mereka terus menerus belajar melalui pelatihan dan seminar yang diadakan. Sebanyak 8 anggota dan 4 pengurus kelompok tidak hanya belajar tentang bagaimana merawat dan membesarkan lele, namun juga sampai ke manajemen keuangan dan pemasaran.

Sekarang, bibit mereka datangkan dari wilayah Kediri. Kemudian dikarantina selama 15 hari untuk adaptasi dan penyesuaian air. Setelah itu baru ditabur ke kolam-kolam terpal milik anggota kelompok.

Hasilnya, mereka sekarang mampu menghasilkan 2-3 ton ikan lele perbulan. Juga mampu memenuhi kebutuhan di pasar baru Tuban, pasar di Kecamatam Jenu, pasar di Kecamatan Montong, dan sampai ke pasar di Kecamatan Tambakboyo.

Dengan pemasaran dan manajemen yang bagus, para anggota kelompok mampu memecahkan mitos kalau beternak lele itu tidak ada untung. "Dengan teknik pemasaran dan manajemen yang bagus, budidaya ikan lele justru bisa menjadi sumber penghasilan," jelasnya.

Sekarang pembudidaya lele di Jenggolo sedang mengusahakan membuat pakan sendiri. Memanfaatkan potensi di lingkungan sekitar, seperti kedelai dan juga limbah pabrik ikan.

Kelompok Imam Makmur, yang ada di Desa Jenggolo bahkan mendapatkan juara 1 Kelompok Budidaya Ikan Lele se-Kabupaten Tuban. Penghargaan yang diberikan Dinas Perikanan dan Kelautan Tuban itu berdasarkan penilaian dari segi teknik, ekonomi, dan sosial.

Bentuk Kelompok Lain dan Upayakan BumDes

Pemerintah Desa (Pemdes) Jenggolo tahu betul, sisi perikanan merupakan salah satu potensi di desa mereka. Mereka mendukung penuh upaya warga untuk membentuk kelompok dan menggalakkan budidaya ikan di Jenggolo.

Kepala Desa (Kades) Jenggolo, Dwi Utomo, mengatakan sekarang sudah ada dua kelompok budidaya. Kelompok pertama di Dusun Panjen yang bernama Imam Makmur, dan kelompok kedua dan baru terbentuk tidak lama ini ada di Dusun Gedangan dengan nama kelompok Jenggolo Lestari.

"Karena ini merupakan salah satu potensi yang bisa menjadi penggerak ekonomi warga," kata Dwi Utomo, di sela melihat budidaya ikan lele di desa yang dia pimpin.

Potensi perikanan tidak hanya di sektor budidaya lele, Dwi Utomo, menjelaskan di Desa Jenggolo sebelumnya juga ada budidaya ikan bandeng dan juga udang. Membuat tambak di desa ini memang mudah karena air yang cukup melimpah.

Menangkap potensi ini, Desa Jenggolo membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Melalui BUMDes inilah, nanti Pemdes akan berusaha mendongkrak sektor perikanan yang ada di Desa Jenggolo.

"Kalau yang sudah berjalan, kita ada bantuan untuk UMKM bagi warga miskin," terangnya.

Camat Jenu, Kasmuri, mengapresiasi perkembangan budidaya lele di Desa Jenggolo. Dia katakan, Jenggolo merupakan salah satu pengembangan program Gerakan Bersama Membantu Masyarakat Miskin (Gematumaskin) yang merupakan program dari Pemkab Tuban. Desa itu akan ada prioritas peningkatan potensi ekonomi dan Sumber Daya Manusia (SDM). Di progam itu, budidaya lele merupakan salah satu program andalan.

"Kalau peternakan lele sudah berkembang itu bagus, harapan saya warga Desa Jenggolo akan semakin sejahtera," kata Kasmuri. [pur/ito]

Data Desa Jenggolo:

Luas wilayah: 566 hektar
Jumlah warga :
laki-laki: 2.002
perempuan: 2.020
total: 4.022 jiwa (1.088 kepala keluarga)

Batas Desa:

Utara: Desa Beji dan Desa Jenu (Kecamatan Jenu)
Barat: Desa Suwalan (Kecamatan Jenu)
Selatan: Desa Sumber (Kecamatan Merakurak)
Timur: Desa Jenu dan Desa Sekardadi (Kecamatan Jenu)