Potensi Bahari di Kampung Kecil

Reporter: Moch Sudarsono - Edy Purnomo

blokTuban.com - Fajar merona. Cahanya berpendar, berkilatan, menimpa air di laut utara. Kapal-kapal nelayan yang tersandar sedikit bergoyang, tiap kali ombak datang dan menyapa kampung nelayan.

Desa Bulumeduro, Kecamatan Bancar, nama kampung tersebut. Tempat dimana ratusan perahu nelayan bersandar setiap hari. Desa kecil, tapi punya potensi bahari yang tidak kalah dengan kampung pesisir lain di Kabupaten Tuban.

Ya. Desa Bulumeduro hanya punya wilayah teritorial seluas 4,5 hektar saja. Dengan batas desa di sisi utara langsung menghadap laut. Desa ini berpenduduk 1.275 jiwa, dengan rincian 632 penduduk laki-laki dan 643 adalah penduduk perempuan. Seluruh wilayah desa ini merupakan pesisir.

Orang luar Kecamatan Bancar, lebih mengenal Desa Bulu saja. Padahal, Desa Bulu adalah sebutan gabungan dari Desa Bulumeduro dan Desa Bulujowo.

"Sejak belum menikah, saya sudah melaut. Sejak awal mbah buyut juga bekerja di lautan," kata Nurhadi (50), warga Desa Bulumeduro, meyakinkan dia sudah lama bercengkerama dengan ombak di lautan.

Nelayan lain, Minto (45), mengaku bekerja sebagai nelayan merupakan pilihan sejak belum berkeluarga. Minto adalah nelayan kecil dengan jenis sro’ol yang merupakan jenis nelayan dogol. Sepertinya, nelayan merupakan pekerjaan turun temurun dan warisan dari leluhur yang dilakukan sampai sekarang.

Setiap melaut, ada cara khusus yang dipergunakan nelayan di Desa Bulu untuk mendapatkan hasil lebih. Selain menabur pukat di laut dengan cara gotong royong, nelayan juga memancing di sela waktu menunggu pukat kembali ditarik. Tujuannya selain mendapat ikan dari hasil tangkap pukat, juga punya hasil sendiri dari alat pancing  yang dibawa.

Seorang nelayan, Kasdi, yang membeberkan trik tersebut. Dia tambahkan, sela waktu menunggu setelah pukat ditabur cukup lama. Nelayan harus menanti ikan berkumpul dulu di area pukat yang ditabur menggunakan lampu penerang berukuran super yang biasa disebut Galaxi atau lampu set. Setelah sekilan lama, barulah ikan berkumpul dan mereka akan menarik pukat secara bersama-sama. Waktu menunggu pukat banyak dimanfaatkan nelayan untuk memancing cumi-cumi, atau juga mempergunakan pancing ikan super.

“Waktu tunggunya berjam-jam, jadi lebih baik dimanfaatkan untuk memancing agar mendapat hasil lebih ketika merapat di dermaga,” jelas Kasdi.


Perbulan, Kampung Kecil Nelayan Hasilkan 250 Ton Ikan

Tangkapan ikan dari nelayan di Desa Bulumeduro, Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban cukup besar. Setidaknya dibandingkan luas wilayah dan jumlah penduduk yang sedikit. Kampung nelayan tersebut bisa menghasilkan 250 ikan ton perbulan.

“Jenis ikan yang didapat beragam, karena nelayan di Bulu juga banyak jenisnya,” jelas Staff Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perikanan dan Kelautan di Kecamatan Bancar, Sudarwito, kepada blok Tuban.

Ikan yang ditangkap beragam. Yakni jenis ikan tongkol, dorang, kembung, selar, tengiri, layur, manyung, teri nasi, petek atau ikan bagong, dan jenis tangkapan laut yang lain.

Selain jenis ikan, perahu yang dipergunakan nelayan juga beragam. Tercatat di UPTD Perikanan dan Kelautan, ada 676 unit perahu yang dipergunakan nelayan Bulu Meduro. Rinciannya Porse Sein sebanyak 123 jenis, Payang Gardan sebanyak 59 jenis, Teri Dogol sebanyak 390 jenis, Bubu Rajungan sebanyak 47 jenis dan terakhir Bernet Jaring Beting sebanyak 57 unit.

“Wajar saja menurut saya, karena sebagian besar warga bekerja sebagai nelayan,” jelas Kepala Desa Bulumeduro, Rozana Aliyah Hayati, menanggapi banyaknya jumlah perahu di desa yang dia pimpin. [nok/pur/ito] (Bersambung )