Dilema Mengawinkan Budaya Daerah dengan Wisata Religi

Reporter: Dwi Rahayu

blokTuban.com - Tuban yang kini santer disebut sebagai Bumi Wali kian menguatkan program pemerintah dalam hal wisata religi. Kendati demikian, dalam praktik bidang yang bersangkutan kesulitan mengawinkan wisata religi dengan kebudayaan daerah.

Kepala Seksi (Kasi) Kebudayaan dari Bidang Pariwisata, Sumardi mengeluhkan kesenian daerah yang dipaksa mengikuti program yang dinamakan wisata religi tersebut. Bagaimanapun bidang yang ia emban diharapkan pemerintah kabupaten untuk mendukung program tersebut.

"Sampai saat ini terkadang saya bingung sendiri. Bagaimana bisa kesenian budaya dikaitkan dengan wisata religi, bila setiap tindakan kesenian harus berbau religi," kata Sumardi kepada blokTuban.com.

Pernah suatu kali, kata Sumardi, suatu tarian daerah yang identik dengan busana yang sudah dari dulu, seperti menggunakan kemben. Kenyataannya hal demikian mendapat protes. Lantaran busana tersebut tidak ada unsur religi.

"Memang Tuban memiliki wisata religi lain seperti makam Sunan Bonang dan Asmoro Qondi. Tetapi kalau kebudayaan harus selalu dikaitkan dengan religi ya sampai kapanpun bakal menemukan kesulitan," kata Sumardi menambahkan.

Seperti diketahui, di Tuban sendiri memiliki tradisi budaya yang masih dipengaruhi kepercayaan nenek moyang. Seperti halnya siraman seniman langen tayub yang memiliki serangkaian ritual yang dijalankan. [dwi/ito]