Belimbing Tasikmadu yang Makin Jaya

Belimbing madu merupakan varietas baru yang ditemukan petani Desa Tasikmadu, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban. Butuh perjuangan panjang bagi petani setempat agar manisnya belimbing ini bisa melegenda seperti sekarang. Bahkan, sampai ditetapkan sebagai varietas belimbing baru tahun 2009 lalu oleh Menteri Pertanian Republik Indonesia yang kala itu dijabat Anton Apriyantono.

Reporter: Edy Purnomo,  M.A. Qohhar

blokTuban.com – Deretan tanaman belimbing menjadi pemandangan menarik bagi siapa saja yang datang ke Desa Tasikmadu, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban. Pohon ini banyak tumbuh di ladang, kebun, ataupun halaman rumah milik warga. Di kanan dan kiri jalan saat masuk ke desa damai itu, akan cukup mudah ditemui belimbing sebagai buat utama.

Tidak seperti pohon belimbing lain, ditempat ini ketinggian pohon hanya berkisar 2 meter. Banyak terlihat gantungan kertas di bagian daun dan dahan yang tumbuh ke samping. Kertas ini adalah pembungkus belimbing yang masih kecil dan akan di panen di beberapa bulan kedepan. Inilah kebun belimbing madu yang terkenal itu.  Nama belimbing madu diambil dari asal desanya, yaitu Desa Tasikmadu. Selain mencukupi kebutuhan konsumsi belimbing di Tuban dan sekitarnya, pemasaran belimbing ini sudah merambah sampai ke Surabaya, dan juga beberapa kota yang ada di Provinsi Jawa Tengah.

belimbing-1

Akses menuju kebun belimbing ini bisa dicapai dengan roda dua agar lebih mudah. Ada dua rute yang bisa ditempuh. Rute pertama, bisa ditempuh melalui Jalur Pantura, tepatnya Jalan Tuban-Babat, kilometer 2 dan masuk ke jalan Perumnas Tasikmadu, karena belimbing ini tidak jauh dari lokasi perumahan. Rute kedua, bisa melalui jalur Deandels atau Jalan Raya Pos yang cukup terkenal di Zaman Hindia Belanda, yakni Jalan Raya Tuban-Paciran, dan bisa langsung masuk ke lokasi Desa Tasikmadu. Cara termudah mencari kebun ini, datanglah ke Desa Tasikmadu dan tanya warganya. Dijamin mereka akan memberikan petunjuk jalan dengan senang hati.

Buah dari kebun di Desa Tasikmadu ini mempunyai bentuk dan rasa yang sempurna. Rasanya manis dengan kadar air cukup, ditambah dengan bentuknya yang besar berwarna kuning ranum akan semakin menggugah selera. Tak heran, pedagang buah, baik dari Tuban ataupun luar Bumi Wali, sebutan akrab Tuban, selalu berebutan mendapatkan pasokan dari tempat ini.

“Jual belimbing madu ini mudah, tinggal digelar dan orang pasti akan berebutan membelinya,” kata salah satu pedagang buah, Sumartik, kepada blokTuban.com.

Belimbing madu bisa didapat dengan beragam harga. Mulai dari dari Rp16.000/kilogram sampai Rp25.000/kilogram. Tergantung kualitas dan ukuran buah. Harganya bisa lebih mahal jika sudah sampai di pasaran. Sehingga, cukup disarankan untuk langsung datang ke Desa Tasikmadu sekaligus berwisata agro.

belimbing-3

10 Tahun untuk Temukan Varietas Madu
Belimbing madu menyimpan sejarah cukup panjang hingga sampai terkenal seperti sekarang. Berawal dari usaha seorang warga bernama Yasin (50), yang mulai merintis usaha ini tahun 1986 silam. Sekarang, langkah Yasin ini diikuti petani belimbing lain dan melibatkan ratusan pekerja di dalamnya.

“Saya hanya modal dengkul, karena memang tidak punya apa-apa,” kata Yasin, ketika menyambut ramah di kebun buah miliknya.

Tahun 1986, pria ini lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Tuban. Karena tidak melanjutkan pendidikan, Yasin muda mempunyai keinginan kuat untuk bertani dan mengelola kebun milik orang tuanya yang ada di belakang rumah. Cerita awal, ada dua pohon belimbing yang masing-masing tumbuh di depan dan belakang rumah. Pohon pertama mempunyai warna putih dengan rasa sangat manis, sementara pohon kedua dengan warna kemerahan dan rasanya kurang begitu manis.

Singkat cerita, terjadi persilangan alami antara dua pohon ini. Sehingga menghasilkan buah dengan warna cukup menarik dan mempunyai rasa manis. Entah kenapa, pria ini kemudian mencoba menanam biji dari buah belimbing hasil persilangan alami tersebut.

“Di belakang rumah ada kebun milik bapak seluas 2.000 meter yang ditanami pohon mangga, saya izin orang tua untuk menebang pohon mangga dan menggantinya dengan tanaman hasil dari biji belimbing persilangan,” jelas Yasin.

Langkah Yasin menebang kebun buah mangga milik orang tuanya, dan mengganti dengan kebun belimbing sempat mendatangkan cibiran tetangga. Karena, saat itu buah mangga merupakan salah satu komoditas yang sangat laku dijual dibandingkan dengan belimbing.

“Saya hanya mikir kalau mangga hanya bisa dipanen satu kali, tetapi kalau belimbing setahun bisa sampai tiga kali panennya,” jelasnya.

Hasil dari biji belimbing persilangan yang dia tanam di bekas lahan mangga menjadi 70 pohon. Semuanya dibiarkan tumbuh dan dirawat sampai berbuah. Dia kemudian mulai mencoba satu persatu buah belimbing dari tiap pohon.
Ternyata, hasil dari biji buah belimbing persilangan ini mempunyai karakter buah yang berbeda. Mulai dari rasa sampai warna buah.
“Ada yang kecut, ada yang manis, ada yang pahit, ada yang warna menarik tapi rasa tidak manis dan juga sebaliknya,” jelas Yasin.

Dia kemudian mulai memilah hasil buah dari 70 pohon ini yang dianggap layak untuk dikonsumsi. Hasilnya dijual di salah satu pasar tradisional yang ada di kawasan Kelurahan Panyuran, Kecamatan Palang. Dari jualan inilah, dia kemudian tahu selera konsumen dan mulai memilah hasil dari pohon yang paling banyak diminati pembeli.

Meski secara otodidak, pria ini terus melakukan persilangan antara satu pohon dengan pohon lain yang mempunyai karakter berbeda. Karena selain warna menarik dan rasa yang pas, buah belimbing juga perlu daya tahan dan tidak boleh cepat membusuk.

“Sepuluh tahun mencoba di silang satu pohon dengan yang lain, sampai menemukan varietas barus seperti sekarang ini,” terangnya.

Sekarang ini, kebun buah milik Yasin mencapai 15 ribu hektar dengan 5.000 lebih pohon belimbing. Melibatkan sedikitnya 50 pekerja setiap hari dan pernah mendapatkan untung bersih sampai Rp300 juta setiap satu kali panen selama empat bulan sekali.

Langkah Yasin sekarang diikuti beberapa petani belimbing di desa yang sama. Pria ini juga mengaku senang apabila langkahnya ditiru dan ada petani lain yang datang ketempatnya untuk belajar bersama.

Ada 17.500 Pohon di Kebun
Kisah Yasin, si pelopor belimbing madu diikuti petani belimbing lain di Desa Tasikmadu. Pemerintah Desa (Pemdes) Tasikmadu menyambut gembira geliat ekonomi warganya dari usaha agrobisnis ini. Bahkan, berbagai terobosan ikut dilakukan, termasuk membawa nama bimbing kemanapun pergi.

Kepala Desa (Kades) Tasikmadu, Puji Prajoko, menjelaskan, kebun belimbing madu di desa yang dia pimpin semakin meluas. Catatan terakhir, sekarang sudah ada 50 hektar kebun belimbing dengan jumlah kira-kira 17.500 pohon.
“Mulai dari petani belimbing besar, sampai petani belimbing dengan skala kecil, menanam belimbing madu ini,” jelas Joko, panggilan karibnya.

Usaha belimbing ini mendatangkan efek positif cukup besar bagi warga desa. Setiap harinya, tidak kurang dari 400 pekerja yang beraktivitas di kebun belimbing. Mulai dari aktivitas menanam, melakukan pembiakan, perawatan, pemupukan, pembungkusan buah, sampai pada proses panen. Belum lagi dengan banyaknya warga, baik warga Desa Tasikmadu atau desa lain yang ikut mengambil manfaat dengan menjual buah kaya dengan kandungan untuk anti oksidan tubuh tersebut.

“Efek ekonomi dan lapangan pekerjaan yang didapat dengan adanya kebun belimbing ini sangat besar. Pemerintah desa mendukung penuh apa yang dilakukan para petani belimbing madu,” sambungnya.

Menurut Joko, ada beberapa kendala yang dihadapi para petani belimbing mulai perubahan cuaca ekstrim dengan datangnya hama, sehingga cukup mengganggu pertumbuhan buah. Sehingga, Pemdes sangat berharap adanya penyuluhan pertanian yang bisa memecahkan persoalan yang dihadapi warga Tasikmadu. Selain itu, mereka juga berharap adanya pelatihan pembuatan pupuk bokashi untuk pemuda desa.
"Sebagian besar pemupukan kebun belimbing di Desa Tasikmadu mengandalkan pupuk organik. Hanya sedikit memakai bahan kimia sebagai campuran ketika melakukan pemupukan," lanjutnya.

belimbing-siwalan

Tasikmadu, Surga Legen dan Siwalan
Desa Tasikmadu, mempunyai luas wilayah sekitar 229 hektar. Berbatasan dengan Desa Sumurgung, Kecamatan Palang di sisi timur, Kelurahan Panyuran, Kecamatan Palang di sisi utara, Desa Tegalbang, Kecamatan Palang di sisi tenggara, dan Kelurahan Gedongombo, Kecamatan Semanding di sisi selatan dan barat.

Selain deretan pohon belimbing madu, pengunjung juga bisa melihat berdirinya pohon berbentuk lonjong bulat berwarna hitam yang tampak berjajar rapi. Pohon ini sudah berusia puluhan, dan bahkan ada yang hampir seratusan tahun.  Masyarakat Tuban umumnya menyebut pohon bogor. Hasil dari pohon ini yang terkenal adalah minuman legen dan juga buah siwalan.
Buah siwalan tersebut juga menjadi salah satu gantungan hidup warga desa setempat. Kemin (45), salah satu warga yang mengambil manfaat dari pohon ini. Setiap pagi dan sore hari, warga yang tinggal di Dusun Mbogoran, Desa Tasikmadu, ini naik dan menuruni pohon bogor dengan ketinggian lebih dari 25 meter untuk menyadap air legen.

“Ikut pekerjaan orang tua dulu. Mengambil air legen dan juga pohon siwalan,” kata Kemin.

Menyadap air legen, dibutuhkan ketelatenan dan keberanian cukup tinggi. Selain harus memanjat pohon diketinggian tanpa pengaman, pria paruh baya ini juga harus terlebih dahulu membersihkan wolo (bagian atas pohon yang mengeluarkan air legen) dan menjepitnya menggunakan alat sederhana dari bambu. Setelah beberapa hari, barulah ujung wolo yang diiris akan mengeluarkan cairan legen dan ditampung di wadah lonjong terbuat dari bambu, atau yang biasa disebut bethek.

“Sore naik bawa bethek untuk menampung legen, kemudian turunnya membawa bethek yang sudah penuh air legen yang dipasang pagi hari tadi,” terang Kemin.

Sayangnya, pekerjaan ini tampaknya tidak mendatangkan minat dari kalangan pemuda. Mereka lebih memilih bekerja di sawah, atau sebagai kuli bangunan. Jumlahnya penyadap air legen sekarang semakin sedikit, meski jumlah pohon bogor di Desa Tasikmadu ditaksir masih mencapai ribuan. [pur/mad]

belimbing-siwalan-2

GAMBARAN UMUM DESA TASIKMASU
- Nama: Desa Tasikmadu
- Kecamatan: Palang
- Kabupaten: Tuban
- Luas Tanah: 229,2 hektare
- Jumlah Dusun: 8 dusun
- Batas Desa:
  - Sebelah Utara: Kelurahan Panyuran
  - Sebelah Selatan/barat: Kelurahan Gedongombo
  - Sebelah Timur: Desa Sumurgung
  - Sebelah Barat: Gedungombo
- Potensi Desa:
  - Belimbing: Luas 50 Ha/17.500 pohon
  - Siwalan/Bogor: Ribuan pohon