Geliat dari Usaha Kecil dan Wisata Desa
Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur sejauh ini sangat dipertimbangkan di kalangan regional maupun nasional untuk turut serta menyumbang sektor perekonomian. Berbagai potensi, terutama sumber daya alam (SDA) begitu melimpah ruah dan membentang hampir di seluruh kecamatan.
 
Reporter: M.A. Qohhar
 
blokTuban.com - Dari 20 kecamatan, rata-rata ada potensi SDA yang bisa digali dan dikembangkan. Namun, jika diteliti lebih mendalam, ternyata cukup kecil warga yang terlibat langsung atas akses SDA yang besar-besaran ditambang, di eksploitasi atau bahkan diproduksi.
 
Data LitBang blokTuban.com menyebutkan, untuk SDA tambang mineral, di Bumi Wali, sebutan familier Tuban, berdiri dua perusahaan besar semen, diantara Semen Indonesia, Holcim dan terbaru muncul dua perusahaan lain tengah menyelesaikan izin, yakni PT. Abadi Cement yang rencananya akan berdiri di Desa Sugihan, Kecamatan Merakurak dan PT. Unimine Indonesia (PT. UI) di wilayah Kecamatan Tambakboyo. Dua produsen semen yang sudah beroperasi bisa dibilang tidak main-main jika dilihat kapasitas produksinya, satu perusahaan milik Negara dan satu lagi internasional.
 
Tambang batuan lain juga dilakukan besar-besaran di beberapa wilayah, walaupun juga banyak yang illegal. Sebut saja di Kecamatan Semanding, Merakurak, Grabagan, Rengel, Montong dan wilayah sekitarnya. Setiap hari ratusan atau bisa jadi hingga ribuan kubik kumbung, saren, dan pedel atau jenis lainnya diangkut truk kecil hingga besar ke lokasi tujuan. Ada yang diolah lagi dan juga dipakai membangun jalan, jembatan, rumah, gedung dan infrastruktur lain.
 
Itu urusan tambang mineral, di sektor minyak dan gas bumi (Migas) sejak lama telah berdiri Blok Migas Tuban di wilayah Kecamatan Soko yang dioperatori Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB P-PEJ). Walaupun belakangan produksi minyak maupun gas di Lapangan Mudi, Desa Rahayu, Kecamatan Soko, Tuban, telah turun, tapi telah jutaan barel minyak dieksploitasi dari perut Bumi Wali. Sebagai penyokong industri gas dari JOB P-PEJ, terdapat pengolahan PT Gasuma Federal Indonesia (GFI) yang lokasi bersebalahan dengan Lapangan Mudi.
 
Tuban juga mempunyai laut yang cukup dalam, sehingga pengapalan untuk distribusi minyak mentah dari Blok Tuban di Kecamatan Soko bisa dialirkan dengan pipa ke tengah laut. Jauh di tengah laut, kurang lebih di atas 20-an kilometer, terdapat menara tambat atau Floating, Storage, Offloading (FSO) untuk lokasi penampungan dengan kapal tanker Cinta Natomas. FSO lain juga siap dioperasikan untuk minyak dari Blok Cepu yang dioperatori ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) di Desa Mojodelik, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro. Dengan total panjang pipa darat 72 kilometer dan bawah laut 23 kilometer, minyak akan sampai di FSO dengan nama tanker Gagak Rimang.
 
Tak patut di lupakan, Bumi Wali juga mempunyai jalur pantura yang memanjang dari Kecamatan Bancar hingga Palang, atau akses penunjang dari Kecamatan Kota. Khusus jalan yang berada di tepi pantai atau Pantai Utara (Pantura), termasuk dari rangkaian panjang Jalan Raya Pos sepanjang total  1.000 kilometer yang terbentang sepanjang Anyer sampai Panarukan atau yang lebih dikenal dengan Jalan Daendels. Sebab, cikal bakal jalur lebar nasional tersebut  dibangun pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels di masa Hindia Belanda sekitar tahun 1808. Setiap hari, ribuan truk kecil sampai ekstra jumbo melintasi jalur padat tersebut.
 
Membangun dari Desa
Dengan potensi yang begitu besar, seharusnya masyarakat Tuban bisa lebih berdaya saing untuk membangun ekonomi kreatif. Sebab, pertumbuhan penduduk semakin hari bertambah pesat, yakni dengan total penduduk tahun 2014 sejumlah 1.291.665 (646.515 laki-laki dan perempuan 645.152) sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) Tuban. Jumlah tersebut meninggal perlahan dari tahun 2013 sebesar 1.288.975 (645.971 laki-laki dan perempuan 643.004), serta tahun 2012 sebanyak 1.290.394 (645.267 laki-laki dan perempuan 645.130). Jumlah penduduk terbesar menggelembung di Kecamatan Semanding dengan total 117.441 jiwa (58.196 laki-laki dan perempuan 59.245). Sedang terkecil berada di Kecamatan Kenduruan dengan jumlah penduduk tahun 2014 sebanyak 31.040 (15.706 laki-laki dan 15.334 perempuan).
 
Dari total penduduk Tuban jika diukur masa produktif kerja umur 15 tahun ke atas, tahun 2014 hanya 548.541 jiwa yang terserap dibidang pertanian sebanyak 239.274 jiwa, industri 42.376 orang dan 266.891 orang bekerja di konstruksi, transportasi, informasi dan komunikasi, jasa keuangan, pertembangan dan galian, perdagangan, serta jasa lainnya. Artinya masih banyak yang menganggur dengan melihat potensi jumlah penduduk layak kerja dengan asumsi cukup usia. Bandingkan saja dengan jumlah penduduk di atas 17 tahun yang telah siap memilih di Pilkada Tuban 2015 sebesar 936.768 jiwa.
 
blokTuban.com, media online besar yang baru berdiri di akhir tahun 2015 lalu melalui rubrik investigasi,  ingin mengetengahkan geliat ekonomi prospektif desa di masing-masing kecamatan se Kabupaten Tuban. Indikator utama yang dipakai dengan mengukur keterlibatan warga dari home industri ataupun keberadaan potensi SDA yang digarap maksimal oleh sebagian besar penduduk desa. Berbekal komunikasi dengan Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika), terutama camat setempat, diperoleh total 20 desa yang akan diangkat potensinya secara bergilir. 
 
Kebanyakan, penduduk desa ingin maju melalui usaha masing-masing, namun lebih banyak terkendala akses penjualan dan sumber daya. Termasuk bahan baku jika jenis usahanya kerajinan ataupun bahan makanan. Terkadang, warga harus mencari sampai luar kota dan uluran tangan pemerintah masih cukup minim. Perlu dicermati, kalau Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tuban dari tahun 2009 di angka 67.68 dan naik menjadi 69.18 di tahun 2012. Peningkatan tidak terlalu signifikan juga berlangsung tahun 2013 di angka 70.04.
 
Dengan memotret sisi potensi ekonomi di desa untuk masing-masing kecamatan, diharapkan ada perhatian lebih serius dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban, Provinsi Jatim atau bahkan Pemerintah Pusat, jika corak Bumi Wali cukup warna-warni. Tidak hanya bergantung dari industri besar di Tuban yang terkadang dampaknya belum besar bagi masyarakat sekitar. [mad]