Rubuhnya Pohon di Bektiharjo Dipercayai Dikendalikan Roh

Reporter: Dwi Rahayu

blokTuban.com - Masyarakat Desa Bektiharjo mempercayai, bahwasannya ada hal yang mengendalikan tiap arah robohnya pohon di Pemandian Bektiharjo. Beberapa kali pohon roboh kerap terjadi, namun kesekian kalinya tersebut, tidak ada korban jiwa maupun kerusakan fisik bangunan.

Seperti diberitakan sebelumnya, pada Senin (1/1/2016), sebatang pohon beringin roboh berdekatan dengan kolam yang bersumber dari sendang wedok (perempuan) begitu masyarakat setempat menyebutnya. Tidak ada korban luka maupun korban jiwa, pada kejadian tersebut.

Juru kunci lokasi wisata yang dikenal akan monyetnya ini, Hartono (62) mengatakan, peristiwa robohnya pohon pada Senin petang lalu itu, jatuhnya batang pohon seolah diarahkan. Bahkan lokasi punden, salah satu tepat sakral di kawasan pemandian, tepat bersebelahan hanya terpisah jalan setapak, dapat dibilang tidak rusak sama sekali.

Tinggi pohon yang diperkirakan limabelas meter lebih, dengan diameter kurang lebih 3,5 meter itu tidak merusak area punden. Bahkan mesin pompa PDAM yang berada tidak jauh dari lokasi robohnya pohon, aman tidak tertimpa satu pun ranting beringin.

"Setiap pohon, ruang, pasti ada roh halus penunggu. Tetapi roh yang ada di kawasan pemandian sini dapat dikatakan roh baik. Setahu saya dua kali pohon roboh, kemarin Senin dan dulu sebelum saya jadi juru kunci," ungkap pria yang menjadi juru kunci sejak 2010 lalu ini.

Senin sore (1/1/2016), sambung Mbah Har sapaan akrab Hartono, pohon roboh pada saat pemandian sepi. Para pedagang yang bersebelahan dengan sendang wedok (perempuan) sudah pada berkemas semua.

Kepada blokTuban.com Mbah Har berkisah, hingga mendekati senjakala atau masyarakat menyebutnya sandekolo, salah seorang warga melihat tiga orang perempuan terakhir yeng mentas atau habis mandi pada senin sore kala itu. Kemudian pemandian tidak lagi ada yang hilir mudik.

Selang beberapa menit, pohon beringin yang di kelilingi beberapa bangunan penting, diantaranya ponten di sebelah barat, punden di sebelah timur yang bersebelahan dengan mesin bising PDAM, sedangkan di sisi lainnya terdapat mesin pompa PDAM tepat di dalam kolam. Serta pada sisi utara pohon beringin, terdapat petak kolam sedang wedok, yang biasa digunakan untuk mandi.

"Batang pohon begitu besar bisa-bisanya roboh, dengan sama sekali tidak merusak bangunan di sekitarnya. Meski mengarah ke punden, tapi pagar tidak rusak sama sekali, hanya lecet pada bagian pojok," ujar Hartono meyakinkan.

Hal itu, masih kata Hartono, persis seperti kejadian sebelum ia menjadi juru kunci. Ia tidak ingat tepatnya kapan, namun ia ingat pohon roboh pada waktu tidak ada orang yang berada di lokasi sekitar.

"Pada waktu itu, pohon yang tidak jauh dari makam Janur Wendo (bertempat di tengah-tengah kawasan pemandian Bektiharjo seluas kurang lebih 1.500 meter persegi) roboh pada tengah malam. Seharusnya, diperkirakan arah jatuh tepat di atas bangunan makam. Tapi arah roboh menyamping dari makam," ungkap suami Warsirum (56).

Dari dua kejadian yang berlainan waktu inilah, yang dipercayai Hartono dan warga lainnya. Bahwasannya, setiap pohon maupun ruang berudara ada roh penunggunya. Namun, roh yang berada di pemandian Bektiharjo, dipercayai sebagai roh yang menjaga lokasi tersebut.

"Buktinya dari dua kejadian itu, sama-sama terjadi pada waktu pemandian sudah sepi. Juga tidak ada korban jiwa, maupun material bangunan yang rusak," pungkas Hartono. [dwi/rom]