Reporter : Ikhsanul Yazid

blokTuban.com - Legen merupakan minuman tradisional yang terdapat pada pohon siwalan yang diolah atau diproses terlebih dahulu. Para pedagang legen di sepanjang Jalan Jatirogo-Bulu atau tepatnya di Desa Ngepon mengeluh sepi pembeli ketika musim hujan tiba seperti saat ini.

Salah satu penjual legen Kasri (40) mengatakan, saat musim penghujan seperti sekarang ini penjualan legen menurun karena selain pengendara jalan berkurang saat cuaca mendung, pembeli lebih memilih minum kopi dibanding legen.

"Harga kulakan (membeli) barang dagangan juga naik selain itu legen juga sulit didapat," ujar Kasri saat ditemui blokTuban.com

Produksi legen menurun saat musim hujan karena petani siwalan biasanya enggan memanjat pohon untuk mengambil legen. Karena selain pohon licin, legen yang tercampur air hujan tidak bisa dijual.

"Di musim kemarau bisa menghabiskan 30-40 liter tetapi kalau untuk saat ini cuma 10-20 liter per hari selain itu untuk harga barang dagangan juga naik dari Rp2.300 menjadi Rp2.800/liter," pungkasnya.

Salah satu pembeli, Ropangat mengaku legen lebih enak kalau disajikan dengan es dan diminum siang hari untuk melepas dahaga saat perjalanan.

"Saat hujan atau mendung kurang cocok minum legen karena biasanya lebih segar jika disajikan dengan es. Selain itu kualitas rasa saat musim hujan juga kurang enak karena legen tercampur air hujan," tuturnya. [nul/col]