Reporter :Ikhsanul Yazid

blokTuban.com - Tak banyak orang yang bisa atau ahli dalam membuat seni ukir melalui bahan kayu. Sebab, dibutuhkan keahlian khusus, keterampilan dan ketelitian dalam mengerjakannya. Seperti di Kecamatan Jatirogo misalnya, minimnya pengrajin di sana membuat hasil ukiran laris di pasaran.

Salah seorang pengrajin ukir kayu, Sumaji (42) mengatakan, sejak tahun 2004 sudah mulai menekuni usahanya. "Selain menjual ukiran meja dan kursi yang sudah jadi, juga menerima meja atau bahan mentah yang ingin diukir di tempat" ujar pria dari Desa Pasean, Kecamatan Jatirogo.

Sumaji menambahkan,pPekerja yang membantu cuma satu orang, karena memang tidak terlalu lama untuk membuatnya, hanya sekitar 3 sampai 5 hari. Tetapi ketika pesanan banyak, ia tambah 1 sampai 3 orang pekerja.

Sementara itu, harga untuk ukiran bisa dibilang mahal. Untuk satu meja biasanya dibandrol Rp.3 juta sedangkan untuk kursi berkisar Rp2,5 juta.  "Untuk meja jadi yang ingin diukir di tempat kerajinan kayu harganya 600 ribu untuk motif buah dan Rp.1.200.000 untuk motif hewan," imbuhnya.

Dari usahanya tersebut, omset yang didapatkan per bulan mencapai Rp4.5 Jjuta menjadikan hasil kerajinan kayu ini sebagai usaha yang menjanjikan. Sedang untuk penjualan, selain pembeli langsung datang di lokasi pembuatan, biasanya juga  dijual di luar daerah seperti Pati dan Rembang.

Pengrajin lain, Yoko menambahkan, selain hasilnya yang lumayan banyak, pengrajin juga tidak kesusahan dalam menjual hasil ukiran meja dan kursi. Karena memang kebanyakan pembelinya datang langsung di tempat pembuatan. "Selain itu kalau memang ada barang yang belum terjual bisa langsung dijual di mebel-mebel sekitar Jatirogo dan juga luar kecamatan," tandasnya. [nul/ito]