Pahlawan Sampah dari Kampung Sukolilo

Sampah. Selama ini kerap dituding menjadi biang kerok masalah lingkungan. Mulai bau, kumuh, hingga tidak sedap dipandang. Tetapi tidak bagi warga Gang VII, Kelurahan Sukolilo, Kecamatan Kota, Kabupaten Tuban. Sejak tahun 2014 lalu, warga setempat menyulap sampah mempunyai nilai jual. Berharga, dan bisa menambah pemasukan keluarga.

Reporter: Edy Purnomo

blokTuban.com – Masuk di lingkungan warga inipun, dipastikan kita akan betah. Aneka bunga yang ditanam di pot tampak berderet rapi. Hiasan unik dari sampah bekas berjajar di sepanjang jalan lingkungan. Lebih menarik lagi, kita tidak akan menemukan ada satupun sampah tercecer.

Pola hidup bersih yang diterapkan warga gang ini, tak lepas dari perjuangan Susanawati (39), perempuan yang menjadi pelopor Bank Sampah Gobel di lingkungan pesisir tersebut. “Awalnya saya prihatin lihat banyak orang membuang sampah di pantai. Semua menumpuk disitu, jadi tidak enak dilihat,” kata Susana, panggilan akrabnya ketika blokTuban.com di rumahnya, Sabtu (14/11/2015).

Ia bercerita, sebenarnya Bank Sampah merupakan istilah asing ditelinga perempuan ini. Tetapi karena prihatin dengan lingkungan yang semakin kumuh, ia lantas membuka banyak literasi tentang cara pengelolaan bank sampah. Mulai dengan melihat rujukan di internet, sampai mengunjungi kampung-kampung lain yang sudah menerapkan sistem bank sampah.

“Tanya-tanya saja, sampai pernah saya nekat ke Badan Lingkungan Hidup,” katanya sambil tersenyum lebar.

Pengetahuan dasar sudah didapat. Hanya saja dia masih bingung bagaimana mengajak masyarakat bisa berpartisipasi. Karena sempat banyak yang orang merasa aneh melihat dia memungut sampah di jalan. Akhirnya dibantu suami, dia membeli sejumlah tempat sampah dan  langsung memasang di depan rumah-rumah milik warga.

“Saya bilang (kepada warga), tempat sampah ini nanti dibayar saja pakai sampah. Kalau punya sampah setorkan ke saya,” terang Susana menceritakan awal mula berdirinya Bank Sampah.

Usaha Susana mulai berhasil. Warga yang mendapatkan tempat sampah mulai menyetor sampah ke dirinya. Diapun kembali menjual sampah tersebut kepada pengepul dan membuat bank sampah Gobel menunjukkan perkembangan. Bahkan warga masih mendapatkan hasil lebih selain pembayaran tempat sampah.

Semua sampah yang disetorkan ke bank sampah Gobel dicatat dan dibukukan. Dalam kurun waktu tertentu, warga bisa mengambil hasil sampah yang disetorkan dalam bentuk uang. Mereka bisa mempunyai uang tambahan hanya dengan tidak membuang sampah sembarangan. Dari sini warga mulai memahami nilai sampah. Terlebih efek kebersihan lingkungan sehat dan bersih yang mereka dapat. Alhasil, dalam waktu satu tahun sudah tidak ada lagi warga yang membuang sampah di sembarang tempat.

“Sekarang kalau ada sampah kadang rebutan ngambil, kan bisa jadi uang. Paling penting adalah tidak ada lagi yang membuang sampah ke laut,” jelas istri Ketua RW ini sumringah.

Lantaran ada ide dari perempuan sekitar yang ingin menambah nilai sampah, hanya berbekal browsing di internet, mereka mencoba melihat bentuk-bentuk kerajinan dengan bahan dari sampah. Merekapun meniru dan sukses. Hasil karya mereka menjelma menjadi aneka kerajinan seperti kotak tisu, kotak pensil, tempat tisu, dan cindera mata lain yang menarik.

“Kerajinan laku dijual. Ada yang pesan dari perusahaan atau pemerintah sebagai cinderamata. Ada juga yang memesan lewat media sosial,” tegasnya.

Saat ini, Bank Sampah Gobel tidak menjual semua sampah tabungan masyarakat ke pengepul rongsokan. Tetapi sekitar 25 persen, sampah tersebut sudah dipilah untuk dibuat kerajinan sekitar 7 ibu rumah tangga yang ada disana. Sementara 75 persen sisanya langsung dijual kembali.

“Bank sampah ini merupakan cara atau strategi kecil, yang penting adalah pelestarian lingkungan,” terangnya.

Kerja keras Susana membuahkan hasil. Selain lingkungan besih. Dia sekarang kerap diminta mengisi materi dan pelatihan kepada warga lain. Tak jarang dari pemerintah juga mengunjungi tempatnya untuk membantu supaya sampah bisa lebih bernilai ekonomis. Bahkan warga yang bermukim RT III dan RW IV ini pernah masuk menjadi nominasi Kampung Idaman Berseri (KIB) Kabupaten Tuban. [pur/mad]