Gerakan Sadar Wisata yang secara nasional digemborkan pemerintah melalui Kementerian Pariwisata turut melibatkan pariwisata yang berada di daerah. Besok, Gerakan Sadar Wisata akan dilakukan di Kabupaten Tuban, Jum'at (19/8/2016).
Berbagai macam cara dilakukan oleh masyarakat untuk memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia (RI) yang ke-71, seperti halnya yang dilakukan oleh Komunitas Paralayang Tuban.
Momen peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) serasa sempurna bagi pasangan suami istri Kariyono (30) dan Dwi Wulan Sari (29). Pasalnya, bertepatan dengan hari sakral bagi warga Indonesia tersebut telah lahir anak pertama mereka berjenis kelamin perempuan melalui persalinan normal, Rabu (17/8/2016).
Sorak sorai warga mengelilingi sejumlah anak kecil yang sedang berjuang menaklukan tantangan lomba Agustusan di Balai desa Ngrojo, Bangilan, Rabu (17/8/2016). Kegiatan dalam rangka HUT RI ke-71 ini warga Ngrojo, Kecamatan Bangilan, Kabupaten Tuban sangat antusias.
Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-71, berbagai cara unik nan menarik kerap kali dilakukan oleh masyarakat untuk memeriahkan kemerdekaan bangsa. Seperti yang terjadi di RT.3 RW.7 Desa Kembangbilo, Kecamatan/Kabupaten Tuban.
Sebanyak lima Narapidana (Napi) Lembaga Permasyarakatan (Lapas) II Tuban mendapatkan remisi pada Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia ke 71, Rabu (17/8/2016) pagi.
Wakil Bupati Tuban, Noor Nahar Hussein menjadi inspektur upacara di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) II Tuban, Rabu (17/8/2016) pagi. Dalam kesempatan tersebut, orang nomer dua di Kabupaten Tuban itu menyampaikan, agar narapidana (napi) yang mendapatkan remisi bebas bisa berbuat baik saat kembali di lingkungan masyarakat.
Lembaga Permasyarakatan (Lapas) II Tuban melaksanakan Upacara Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke 71, Rabu (17/8/2016) pukul 07.00 WIB. Upacara yang diikuti peserta dari seluruh narapidana (napi) warga binaan itu bertindak sebagai inspektur upacara adalah Wakil Bupati (Wabup) Tuban, Noor Nahar Hussein.
Beberapa sumber menyebut, Letnan Dua (Letda) Soetjipto memimpin operasi wilayah Batalyon 17 untuk mempertahankan Tuban dari cengkeraman penjajah Belanda. Usai mendengar informasi adanya rencana Belanda yang akan menyerang pusat pemerintahan di Montong melalui Cepu, Letda Soetjipto memutuskan untuk melakukan penghadangan di wilayah Kecamatan Senori.
Belanda terus berusaha mengejar pusat pemerintahan Tuban. Karena kondisi semakin genting, tepat pada tanggal 22 Desember 1948 pukul 08.00, pemerintahan diserahkan dari sipil Bupati KH Mustain, dan dipegang militer yakni Komando Distrik Militer (KDM/sekarang Kodim), yakni Kapten R.E.Soeharto. Karena pusat pemerintahan di Tlogonongko sudah tercium Belanda dengan adanya serangan pada tanggal 10 Januari 1949, maka pusat pemerintahan dipindahkan oleh pasukan ke Montong.