Kemplang Suguhan Khas Lebaran di Tuban, Rasanya Gurih

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com - Menu Lebaran Idul Fitri setiap tahunnya sama, yang membedakan hanya saja asal-usul keluarga tersebut berasal. Ada yang menyajikan opor, rendang ataupun sayur ketupat. 

Semuanya disajikan lengkap dengan bawang goreng, sambal, dan juga kerupuk.

Di hari Lebaran, semua keluarga berkumpul. Meskipun tahun ini sama seperti tahun lalu tak boleh mudik. Akan tetapi suguhan spesial di rumah untuk lebaran tentu tetap ada.

Membahas suguhan khas lebaran, di Kabupaten Tuban ada jajanan legendaris yang digemari hampir semua orang.  Nama suguhan tersebut adalah kemplang. Sejenis keripik tipis bentuknya bulat dengan rasa gurih dan renyah.

"Kemplang dibuat dari bahan tepung terigu, telor, cabai, dan mentega. Semua bahan dicampur hingga membentuk adonan," ujar pembuat kemplang asal Desa Bektiharjo, Kecamatan Semanding, Rusmini (44) kepada reporter blokTuban.com dirumahnya, Jumat (7/5/2021).

Rusmini menjelaskan, untuk membuat kemplang harus sabar setiap tahap. Tidak bisa terburu-buru karena akan mempengaruhi hasilnya. Adonan sebelum dicetak tipis, harus dibanting beberapa kali supaya lebih kenyal.

Adonan yang telah kenyal tersebut baru bisa digiling sebanyak lima kali, untuk mendapat kemplang yang benar-benar tipis. Proses terakhir penggorengan dengan api sedang supaya kemplang tidak gosong.

"Jelang lebaran ini sudah ada pesanan 10 Kilogram dari tetangga. Ada yang dikonsumsi sendiri maupun untuk suguhan lebaran nanti," imbuhnya.

Jika dibanding tahun 2020 lalu, permintaan kemplang tahun ini lebih sedikit. Untuk mengejar pesanan 20 Kg, dirinya harus meningkatkan marketingnya. Sebelum pandemi Covid-19, permintaan kemplang pernah mencapai satu kwintal.

Untuk harga kemplang, Rusmini membandrol Rp30.000 per Kg. Selain itu, ia juga menerima pesanan kacang sembunyi, keripik pisang, dan ladrang. Semuanya diproduksi di rumahnya yang tidak jauh dari sendang Bektiharjo.

Sementara itu, salah satu pembeli kemplang, Arianto (38) mengaku sering membelinya baik untuk suguhan lebaran maupun oleh-oleh keluarga. Ia sudah langganan membeli di Bektiharjo karena rasanya gurih.

"Ini membeli satu Kg dulu dan sisanya empat Kg kemplang dan kacang sembunyi akan diantar ke rumah," tandas pria asal Jombang.

Sebagai warga bukan asli Tuban, Arianto pertama mendengar kemplang yang terlintas dibenaknya bukan makanan, melainkan kepala yang dipukul. Ia baru mengetahui, kata kemplang dari proses pembuatannya adonan sebesar kepala dipukul-pukul ke kayu hingga kenyal. [ali/ono]