Tidak Ada Hajatan, Penjualan Lesu, Harga Cabai Rawit Turun

Reporter: Nur Malinda Ulfa

blokTuban.com - Harga beberapa bumbu dapur menurun akibat sepinya permintaan dari konsumen. Salah satunya, cabai rawit.

Siti, salah satu penjual cabai di Pasar Baru Tuban, menuturkan, bulan lalu harga cabai tembus Rp125.000 per kilogram. Setelah mengalami penurunan harga setiap minggu, sekarang cabai rawit hanya dijual Rp40.000 per kilogram.

‘’Harganya turun karena penjualan juga lesu, apalagi sekarang masih pandemi, acara hajatan juga dibatasi,” ujarnya.

Jika bulan lalu dalam sehari bisa menjual hampir 10 kilogram cabai rawit, maka kini hanya maksimal 7 kg. Karena tidak ada hajatan, maka penjualan mengandalkan permintaan dari pelanggan saja.

Dia justru lebih senang apabila harga cabai tinggi dan diimbangi kebutuhan pasar yang tinggi pula. Menurut Siti, bila kebutuhan tinggi, maka tengkulak sengaja menaikkan harga.

Penjual lainnya, Supiyah, menjelaskan, harga cabai hijau kini Rp20.000 per Kilogram. Sebelumnya, Rp45.000 per kilogram. Harga bumbu dapur lainnya seperti bawang merah juga turun, Rp45.000 per kilogram menjadi Rp25.000 per kilogram.

Supiyah mengatakan, pedagang banyak menerima pasokan cabai dari petani lokal. Suplai tinggi tersebut membuat stok aman dan harga turun.

“Turunnya bertahap, sehingga penjual juga tidak berani menyimpan stok terlalu banyak karena berisiko dan mudah busuk,” jelasnya.

Sementara itu, Amir, penjual mie pedas, merasa senang harga cabai rawit turun. Jika harga cabai tinggi, maka otomatis harga penjualan mie ikut naik. 

“Kalau dikurangi jumlah cabai atau menggantinya dengan merica konsumen akan komplain,” ujarnya. [ulf/col]