Hati-hati, Jam Kerja Tak Teratur Bisa Tingkatkan Risiko Masalah Jantung!

Reporter: -

blokTuban.com - Jam kerja yang tak teratur dapat memengaruhi kesehatan jantung. Hal tersebut diungkapkan oleh penelitian yang dipresentasikan dalam ESC Preventive Cardiology 2021.

Dikatakan, jam kerja dapat memengaruhi kesehatan jantung. Tak hanya itu, jam kerja yang berlebih juga bisa berisiko membuat seseorang terserang penyakit kardiovaskular.

"Studi kami menunjukkan bahwa setiap jam kerja sangat tidak sinkron dengan karyawan, sehingga risikonya terkena penyakit jantung yang semakin buruk," ungkap penulis studi Dr. Sara Gamboa Madeira dari Universitas Lisbon, Portugal.

Tercatat, 20 persen karyawan di Eropa yang bekerja dengan shift tidak menentu dikaitkan dengan penyakit kardiovaskular. Selain itu, risiko lain juga diantaranya merusak gangguan tidur dan menimbulkan perilaku yang tidak sehat.

Studi ini melibatkan 301 pekerja gudang distribusi di perusahaan ritel Portugal, mulai dari staf yang bekerja shift pagi (jam 6 pagi-3 sore), staf yang shift malam (jam 3 sore- tengah malam), dan staf yang bekerja larut malam (jam 9 malam-6 pagi).

Peserta diberitakan oleh faktor usia, jenis kelamin, pendidikan, jadwal kerja, dan gaya hidup. Tidak hanya itu, kuesioner peserta dari ChronoType Munich ini juga digunakan untuk mengukur durasi tidur karyawan.

Para peneliti juga menggunakan grafik SCORE untuk melihat risiko gabungan di Eropa, termasuk karyawan yang merokok, tekanan darah, dan tingkat kolestrol.

Sementara hasilnya mengungkap satu karyawan yang tidak merokok relatif sehat, dibanding 12 karyawan yang merokok berisiko kolestrol dan tekanan darah tinggi.

Rata-rata peserta yang dianalisis 56 persen laki-laki, dengan usia 33 tahun. Hasil lain juga menunjukkan, karyawan yang merokok memiliki 49 persen kolestrol tinggi dan 10 persen menderita hipertensi.

Sementara itu, karyawan yang berisiko terkena kardiovaskular sebesar 20 persen, ditambah 40 persen karyawan lain dengan pola tidur yang kurang.

Hasilnya cenderung lebih tinggi pada kelompok yang berisiko kardiovaskular, ditambah 31 persen karena faktor pekerjaan, gaya hidup, pola tidur, dan indeks massa tubuh.

“Hasil ini memberi bukti, bahwa ketidaksesuaian jam shift kerja memberi hasil kesehatan yang merugikan. Temuan ini juga memerlukan pemantauan lebih dekat untuk kesehatan jantung, terutama bagi staf dengan jadwal kerja yang tidak menentu,” ungkap Dr. Gamboa Madeira.

*Sumber: suara.com