WHO Imbau Negara Pakai Vaksin AstraZeneca

Reporter: --

blokTuban.com - Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, kembali mengimbau negara-negara di dunia untuk tidak berhenti menggunakan vaksin COVID-19 AstraZeneca. Data terbaru dari panel keamanan vaksin, kata WHO, tidak menunjukkan relasi antara pembekuan darah dengan penggunaan vaksin AstraZeneca. 

Selain itu, WHO menyatakan bahwa persentase terbesar vaksin COVID-19 yang mereka distribusikan via COVAX juga masih didominasi AstraZeneca. Oleh karenanya, jika negara-negara menghindari penggunaan vaksin AstraZeneca, maka sama saja distribusi vaksin COVID-19 dari COVAX sia-sia. 

"Vaksin AstraZeneca sangat penting karena ia mewakili 90 persen dari vaksin COVID-19 yang didistribusikan via COVAX...COVID-19 adalah penyakit yang berbahaya dan vaksin COVID-19 AstraZeneca dapat mencegahnya," ujar Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip dari Channel News Asia, Sabtu, 20 Maret 2021. 

Diberitakan sebelumnya, puluhan negara sempat menahan penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca karena beredarnya dugaan vaksin tersebut menimbulkan pembekuan darah. Hal itu berawal dari laporan di Denmark bahwa seorang lansia berusia 60 tahun meninggal akibat pembekuan darah usai menerima vaksin AstraZeneca. 

Sempat berkembang dugaan pemicu pembekuan darah tersebut bukan vaksin AstraZeneca secara umum, tetapi batch yang kebetulan dipakai Austria. Namun, belakangan, dugaan itu ditepis setelah panel WHO yang berisikan 12 pakar mengkaji kembali data keamanan vaksin AstraZeneca dari Eropa, Inggris, India, dan dari WHO sendiri. 

Dari hasil pengkajian tersebut, tidak ditemukan bukti bahwa vaksin AstraZeneca bisa menimbulkan pembekuan darah seperti yang dikhawatirkan berbagai pihak. Ternyata, apa yang menyebabkan pembekuan darah tersebut adalah virus COVID-19 sendiri. Pembekuan darah adalah salah satu gejala yang ditimbulkannya.

Perawat Lily Harrington bersiap untuk memberikan vaksin Covid-19 Oxford/AstraZeneca kepada PM Inggris Boris Johnson, di London, Inggris, Jumat, 19 Maret 2021. Negara-negara termasuk Jerman dan Prancis melanjutkan penggunaan vaksin tersebut setelah sempat memberhentikan pemberiannya. Frank Augstein via REUTERS

"Walau kami mendapat laporan soal pembekuan darah terjadi usai vaksinasi COVID-19 dengan produk AstraZeneca dilakukan, tidak ada bukti pasti hal itu disebabkan vaksinasi. Dan, itu kasus yang sangat langka dan unik," ujar Ghebreyesus. Mengacu pada kabar sebelumnya, kurang lebih ada 30 kasus pembekuan darah yang terjadi usai vaksinasi. 

Menyusul pernyataan WHO, regulator obat-obatan di Eropa (EMA) dan Inggris (MHRA) menyatakan manfaat dari vaksin COVID-19 AstraZeneca jauh melebihi resikonya. Namun, untuk langkah antisipasi, mereka menyatakan akan memperbarui panduan penggunaan vaksin AstraZeneca. 

"Hal itu mencakup penjelasan kepada pasien soal potensi resiko vaksinasi dan informasi untuk petugas kesehatan soal bagaimana mengetahui penerima vaksin membutuhkan bantuan medis atau tidak," ujar Direktur EMA Emer Cooke. 

Perlu diketahui, AstraZeneca adalah salah satu vaksin COVID-19 yang paling banyak dicari karena kemudahan penyimpanan dan distribusinya. Sebagai perbandingan, vaksin COVID-19 dengan teknologi mRNA seperti Pfizer dan Moderna membutuhkan pendingin khusus yang tidak semua negara mampu membelinya. [lis]