Semangat Mbah Sumiran 40 Tahun Jajakan Es Dengan Sepeda

Reporter : M. Anang Febri

blokTuban.com - Bekerja layaknya akan hidup selamanya, beribadah layaknya akan mati besok. Kata itu yang mungkin tepat dari gambaran seorang kakek yang biasa berdagang Es depan sebuah Indomart area Sokosari, Kecamatan Soko.

Namanya Mbah Sumiran. Kakek kelahiran tahun 1942 itu sangat bisa kita jumpai setiap hari disana. Di halaman swalayan itulah Mbah Sumiran kadang menawarkan jajakannya kepada setiap orang yang lewat atau tengah beli kebutuhan sehari-hari. Tak jarang pula raut senjanya terdiam, tampak lelah disela jualannya.

"Sudah 40 tahun lebih jualan Es ini," ujar kakek yang kini tinggal di Dusun Rekol, Desa Sokosari, Kecamatan Soko kepada blokTuban.com,  Senin (1/3/2021).

Mbah Sumiran selama berjualan Es berlabel wawan ini, mengaku bahwa hanya dengan berkendara sepeda tua bisa menjelajahi sejumlah wilayah.

"Dulunya ya sering jualan di Bojonegoro, keliling-keliling. Paling jauh ya pernah sampai ke Cepu Jawa Tengah sana, ke sana ya ngonthel (mengayuh sepeda red*). Sekarang di dekat sini saja," lengkapnya.

Hanya baru-baru ini, Mbah Sumiran tak lagi berdagang Es dengan mengendarai sepeda kayuh. Akan tetapi, salah satu anaknya yang tinggal dekat dengan Mbah Sumiran lah yang mengantarkannya.

"Sekarang diantar jemput sama anak. Jualan jam 8 pagi diantar, nanti jam 9 malam dijemput buat pulang. Setiap harinya seperti itu," ceritanya.

Usia yang makin hari kian renta, hampir 80 tahun hidup dan mengarungi asam manis kehidupan, tak menyururkan semangat kerjanya. Lebih dari separuh usia Mbah Sumiran digunakannya untuk mengais rezeki demi hidup layaknya orang umum.

Kata Mbah Sumiran, kalau soal makan, kakek yang punya 4 orang anak ini tak begitu merisaukan. Perihal perut, sudah dicukupkan walaupun tak bergantung pada anak maupun menantunya. Mandiri, bekerja dan hidup bersama istrinya yang sama-sama telah berusia senja merupakan prinsipnya.

Ia tak mau merepotkan anak-anaknya. Sebab bagaimanapun kesemua anaknya telah berkeluarga. Ada yang hidup di Nganjuk, di Lamongan, juga yang tinggal dekat dengannya.

"Kalau jualan ini bukan soal makan, tapi butuh buat buwohan (menghadiri hajatan orang red*) juga. Pas ditanya orang kok masih buwoh padahal sudah tua, lha itu kewajiban juga kok," pungkas Mbah Sumiran. [feb/sas]