Ini Alasan Remaja Sulit Punya Kesehatan Mental yang Baik Saat Pandemi

Reporter: -

blokTuban.com - Bertahan di rumah saja selama masa pandemi bukanlah sesuatu yang mudah untuk dihadapi, apalagi bagi para remaja. Mengingat, di usia ini seharusnya mereka bisa mengembangkan diri sebebasnya, melakukan berbagai kegiatan positif di luar rumah, bergabung bersama komunitas, hingga bersosialisasi dengan teman sebaya.

Tak heran jika saat ini banyak remaja yang juga mengalami 'burnout'. Mereka merasa stres dan kelelahan dengan aktivitas yang membatasi diri mereka. Psikiater Nova Riyanti Yusuf, SpKJ mengungkap empat dimensi penting yang memengaruhi ketahanan jiwa remaja, yang bisa memperburuk kondisi kesehatan mental mereka, jika tak ditangani secepatnya.

Berikut daftarnya, seperti yang dijelaskan perempuan yang juga menjabat sebagai Secretary General Asian Federation of Psychiatric Associations dalam webinar berjudul 'Lelah dan Bosan Hadapi pandemi, Waspada Bahaya Pandemic Fatigue', Jumat (29/1/2021), yang dihelat Suara.com.

1. Perasaan ketidakberdayaan atau hopeless

Saat ini para remaja harus bersekolah online, yang membuat aktivitas belajar juga menjadi tidak maksimal. Tidak bertemu guru yang bisa mereka tanyai pelajaran yang kurang mereka pahami dengan bebas. Hingga akhirnya banyak remaja mulai mempertanyakan masa depannya.

2. Merasa menjadi beban

Tentu, meski masih muda, hal ini juga mereka rasakan. Merasa semakin menjadi beban orangtua, seperti mengganggu orangtua untuk meminta bantuan belajar, butuh pendampingan, hingga meminjam gadget untuk mereka belajar. Sebenarnya, semua hal ini membuat mereka merasa tidak nyaman, karena merasa menjadi beban tambahan bagi orangtua.

3. Perasaan kesepian

Remaja juga perlu memperluas pergaulan, terutama dengan teman-teman sebanyanya. Namum, kedekatan secara virtual, tidak bisa menggantikan kedekatan secara langsung.

4. Perasaan ingin menjadi bagian dari sesuatu

Di usia inilah mereka seharusnya banyak mengembangkan diri dengan menjalani berbagai macam kegiatan di luar rumah. Mulai dari kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, mengikuti lomba, atau bergabung dalam beragam komunitas. Tapi, dia tidak bisa melalukan semua itu secara aman.

*Sumber: suara.com