Adakah Kaitan Flu dengan Cuaca Dingin?

Reporter: --

blokTuban.com - Ketika musim hujan tiba, tubuh kita seringkali lebih mudah terserang flu. Sehingga kita cenderung lebih ‘menjaga diri’, mulai dari mengenakan sweater yang menghangatkan tubuh hingga minum berbagai vitamin demi meningkatkan system kekebalan.

Namun, menurut David Cutler, MD, dokter pengobatan keluarga di Pusat Kesehatan Providence Saint John di Santa Monica, California, sebenarnya bukan cuaca dingin yang membuat orang terkena flu.

Flu termasuk penyakit pernapasan dan disebabkan oleh virus - penyakit ini menyebar melalui tetesan kuman atau droplet yang dikeluarkan orang sakit saat mereka batuk, bersin, dan berbicara.

Anda bisa tertular flu dengan menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus, seperti tangan seseorang atau gagang pintu.

Meski demikian, bukan berarti tidak ada hubungan sama sekali antara cuaca di luar dan sakit flu.

"Cuaca dingin memang seringkali dikaitkan dengan peningkatan kasus flu dan pilek," ujar Michael Huang, MD, direktur medis nasional untuk Marathon Health.

Melnsir Live Strong, dr. Huang mengatakan, suhu yang lebih dingin tidak hanya dapat menciptakan kondisi yang ramah terhadap virus, tetapi cuaca dingin juga dapat membuat kita lebih rentan untuk tertular.

Berikut adalah beberapa faktor yang bisa menjelaskan mengapa flu seakan menjadi bagian dari musim hujan atau musim dingin.

1. Virus Berkembang dalam Cuaca Dingin

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), musim flu biasanya terjadi pada Oktober hingga Mei, dengan puncak kasus flu pada Februari.

Menurut sebuah studi Januari 2019 di Scientific Reports, yang membandingkan data meteorologi dari Skotlandia dengan penularan virus, bukan hanya virus influenza yang memiliki aspek musiman.

Rhinovirus (virus yang menyebabkan flu biasa) juga ada sepanjang tahun, puncaknya terjadi pada bulan Maret.

Selain menjadi lebih umum di musim dingin, Dr. Huang berkata, virus lebih mungkin berkembang dalam cuaca dingin.

"Mereka berkembang biak lebih baik, mereka hidup lebih lama dan mereka mungkin tetap bersirkulasi lebih lama di udara," katanya.

2. Udara Dingin Membuat Kita Menghabiskan Lebih Banyak Waktu di Dalam Ruangan

Suhu dingin biasanya membuat kita berkumpul di dalam ruangan. Apalagi saat hujan, membuat acara di taman atau halaman belakang tentu tak memungkinkan.

Tapi masalahnya, di dalam ruang tertutup, kuman dan virus menyebar lebih cepat.

"Berinteraksi dalam jarak dekat bisa menyebarkan virus melalui tetesan atau aerosol,” kata Dr. Cutler.

Sehingga, sebaiknya tidak menghabiskan banyak waktu di dalam ruangan, apalagi jika ada banyak orang.

3. Udara Dingin Berpengaruh pada Hidung

Suhu dingin di luar, disertai suhu panas di dalam ruangan, menyebabkan udara kering dan kelembapan rendah.

"Ada banyak bukti bahwa udara yang dingin dan kering membuat Anda lebih rentan terhadap virus," kata Dr. Huang.

Misalnya menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Viruses pada September 2016, ada hubungan antara infeksi Rhinovirus dengan penurunan suhu dan kelembapan pada hari-hari sebelum infeksi.

Penurunan kelembapan, bersama dengan udara dingin, dapat mengeringkan saluran hidung, yang mana ini merupakan garis pertahanan pertama tubuh kita.

"Menghirup udara dingin dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah di hidung Anda. Secara teoritis hal itu dapat menyebabkan lebih sedikit sel darah putih yang didistribusikan ke mukosa hidung – yang mana itu adalah sel-sel yang melawan kuman," kata Dr. Huang.

Dikutip dari mayo Clinic, usahakan agar kelembapan di rumah Anda antara 30 hingga 50 persen.

Kadar kelembapan yang terlalu rendah dapat meningkatkan kerentanan tubuh terhadap virus, tapi terlalu lembap juga dapat menyebabkan pertumbuhan bakter dan jamur, yang mana ini juga bisa menimbulkan masalah kesehatan lain.

4. Selama Musim Dingin, Anda Mendapatkan Lebih Sedikit Vitamin D

Saat musim hujan, kadar vitamin D seseorang - alias vitamin sinar matahari sering turun. Sehingga, menurut dr. Huang, kemungkinan ada hubungan antara vitamin D dan sistem kekebalan.

"Menjadi sangat kekurangan vitamin D tampaknya merusak fungsi kekebalan Anda," kata Dr. Cutler.

Mengonsumsi suplemen dapat membantu mencegah penyakit pernapasan, terutama bagi orang-orang dengan kekurangan vitamin D. Demikian menurut meta-analisis 25 studi di The BMJ pada Februari 2017.

Cara mencegah sakit flu

Strateginya sederhana, kata Dr. Huang, mulailah dengan mendapatkan vaksinasi flu secara rutin setiap tahun. Selain itu, konsumsi makanan sehat, tetap terhidrasi, berolahraga secara teratur, dan cukup tidur. Terakhir, pastikan Anda rajin mencuci tangan dan menjaga jarak.

“Metode yang sama yang digunakan untuk membatasi penyebaran Covid-19, yang juga terbukti dapat bekerja untuk mengurangi penyebaran pilek dan flu,” tutup Dr. Huang. [lis]

Sumber: kompas.com