UPP Brondong Bagikan Paket Sembako dan Masker ke Nelayan Jenu

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com - Di tengah Pandemi Covid-19 yang belum berakhir, Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas III Brondong terus memberi perhatian serius kepada para nelayan di Kecamatan Jenu.

Didukung oleh keagenan pelabuhan di wilayah Tanjung Awar-awar, UPP Brondong membagikan 100 paket sembako dan 150 masker ke nelayan Desa Beji, Mentoso, dan Kaliuntu Kecamatan Jenu, Rabu (18/11/2020).

Acara dikemas dengan doa bersama di pantai Desa Mentoso. Dihadiri oleh Pol Air Polda Jawa Timur, Bhabinsa Jenu, Kepala Desa, Ketua Rukun Nelayan beserta pengurus dan perwakilan nelayan dan istri dari tiga desa.

"Kami ajak nelayan doa bersama untuk keselamatan bersama. Prediksi BMKG pada akhir tahun akan terjadi angin baratan ditandai dengan angin kencang dan gelombang tinggi," ucap Kepala Kantor UPP Kelas III Brondong, Abdul Kadir kepada blokTuban.com.

Pertemuan rutin setiap tahun, lanjut Abdul juga sebagai media keakraban antara UPP Brondong, paguyuban keagenan wilayah Tanjung Awar-awar bersama nelayan di Kabupaten Tuban.

Bagi nelayan yang kapalnya belum diukur, pihaknya menghimbau segera mengukurnya. Khusus di Kabupaten Tuban ada 2.910 kapal di bawah 7 GT. Sementara yang sudah terbit tahun 2017 sebanyak 415 Pas Kecil, di 2018 ada 540, dan 2019 sebanyak 374 Pas Kecil.

Tak lupa, Abdul juga mengajak nelayan untuk mengikuti arahan Pemerintah untuk menerapkan protokol kesehatan atau 3M. Mulai dengan memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

"Saat ini disiplin adalah vaksin terampuh untuk memutus rantai sebaran virus Covid-19," imbuhnya.

Dalam pertemuan yang penuh keakraban juga sedikit ada refleksi laka laut yang dialami nelayan. Seperti momen tersangkutnya jaring nelayan di kapal besar atau laka karena tabrakan atau terhempas gelombang.

Koordinator Humas UPP Brondong, Bobi Mulya Kusuma meminta nelayan untuk menghafal nama kapal yang terlibat laka laut. Harapannya dengan nama kapal akan mudah mendeteksi dan proses penyelesaiannya.

"Selama ini kebanyakan Nelayan yang terkena musibah hanya menghafal warna kapalnya, padahal yang terpenting adalah Nama Kapalnya," tandasnya. [ali/ito]