Hari Wayang Nasional, 4 Dalang Bergantian Bawakan Lakon Semar Mbangun Kayangan

Reporter: Ali Imron

blokTuban.com - Hari Wayang Nasional yang jatuh pada tanggal 7 November turut diperingati di Kabupaten Tuban, tepatnya di Pendopo Desa Prunggahan Kulon, Kecamatan Semanding pada Minggu (8/11/2020) malam.

Pegelaran wayang digelar Pepadi Kabupaten Tuban, Dewan Kesenian Tuban bekerjasama dengan Pemerintah Desa Prungahan Kulon Pemuda Kota Lama.

Lakon wayang yang ditampilkan malam ini cukup populer yaitu lakon Semar Mbangun Kayangan. Tidak cukup satu dalang, tapi ada empat dalang asal Kabupaten Tuban yang membawakan lakon.

Mereka adalah Ki Bayu Aji Nugroho, Ki Buntas Pradoto, Ki Agus Suseno, dan Ki Panggung Widodo. Sebelum pukul 21.00 Wib pagelaran wayang dimulai, usai serah terima wayang dari Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Tuban, Sulistiyadi kepada para dalang.

Acara digelar sesuai protokol kesehatan dengan pakai masker dan jaga jarak penonton. Tujuan penerapan prokes yaitu menekan sebaran virus Covid-19 di kota lama sebutan lain Desa Prunggahan Kulon.

Kepala Desa Prunggahan Kulon, Siswoko berterimakasih karena dipercaya menjadi lokasi pelaksanaan pagelaran wayang dalam rangka hari wayang nasional 2020. Seni pertunjukan wayang menjadi tontotan sekaligus tuntunan mewah bagi masyarakat di tengah pandemi.

"Banyak pesan dan pelajaran yang bisa dipetik dari pagelaran wayang malam ini. Selamat menyaksikan dan mohon maaf bila ada kekurangan sebagai tuan rumah," ucap Kades Siswoko dalam sambutannya.

Di lain sisi, Ketua Pepadi Tuban, Ki Buntas Pradoto menjelaskan tampilnya empat dalang secara bergantian dengan maksud tidak ada perbedaan senior dan junior dalam dunia perdalangan. Sekaligus menyambung silaturahim dan emosional lintas generasi.

Bila diaplikasikan di Kabupaten Tuban, lakon semar membangun kayangan bukan arti sebenarnya. Kayangan yang dimaksud adalah luar dan dalam diri seseorang dibangun dan sebagai simbol intropeksi.

"Semar dalam pewayangan sebagai pemomong atau pamong harus baik dulu lahir batin. Apa jadinya jika seorang pamong tidak baik, terus bagaimana nasib yang diemong atau rakyat," beber pemuda asal Kecamatan Tambakboyo, Senin (9/11/2020).

Ki Buntas berharap seorang pemimpin tidak hanya membangun luarnya saja tapi juga jiwanya. Seluruh sektor harus mendapat perhatian meliputi, infrastruktur, religi, budaya, pendidikan dan lain sebagainya.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Disparbudpora Tuban, Suliatiyadi menambahkan wayang tersebut digelar menyambut hari wayang nasional tahun 2020 dan ulang tahun Pepadi ke 49. Baru saja tahun 2019 ada lomba dalang cilik/ muda tingkat nasional.

"Di Tuban ada 5 dalang muda yang berpotensi dan pernah kita ikutkan lomba di tingkat provinsi Jatim. Semoga dalang-dalang muda terus dimunculkan agar kelestarian budaya wayang bisa terus muncul generasi pedalangan yang berkuallitas," sambungnya.

Adapun makna dari lakon Semar Mbangun Kayangan juga diungkapkan Ketua Dewan Kesenian Tuban (DKT), Joko Wahono. Pemimpin harus bisa menjaga kekayaan (kekayaan alam maupun budaya) yang di miliki oleh daerah tersrbut dan digunakan sebesar-besarnya untuk mensejahterakan rakyatnya.

"Jangan sampai di eksplotasi / dicuri oleh pihak lain sementara rakyatnya cuma sebagai penonton di daerahnya / negaranya," pungkasnya. [ali/rom]