Selain Sumber Air, Biaya Produksi Mahal Jadi Problem Sektor Pertanian

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com - Pertanian di Bumi Wali dihadapkan permasalahan berupa biaya produksi mahal untuk akomodasi transportasi pertanian. Menyikapi hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Tuban sejak 2011 terus berupaya meningkatkan infrastruktur Jalan Usaha Tani, Rabu (19/8/2020).

Petani juga dihadapkan dengan ketersediaan sumber air yang minim di beberapa wilayah. Adanya sumber air yang representatif mampu meningkatkan produktivitas pertanian.

"Pemkab Tuban terus berupaya mengoptimalkan tersedianya pengairan  dgn pengeboran ataupun dari sumber air terdekat," terang Bupati Tuban, Fathul Huda disela panen melon di Kecamatan Parengan.

Penduduk di Kabupaten Tuban sebanyak 80 persen berprofesi petani. Oleh karena itu, Bupati mengajak petani berkreasi dan berinovasi mengembangkan pertaniannya dengan tidak hanya menanam padi dan jagung.

Potensi pertanian dapat dimaksimalkan dengan menanam holtikultura maupun tanaman lainnya, seperti melon, jeruk, kelengkeng, alpukat maupun porang.

"Saat ini, Pemkab Tuban tengah berupaya menyediakan lahan seluas 100 ha untuk budidaya tanaman porang dari Kementerian Pertanian RI," sambungnya.

Berbagai kebijakan yang ditetapkan pemerintah dimaksudkan guna meningkatkan kesejahteraan petani yang menjadi salah satu prioritas program Pemkab Tuban.

Bupati Tuban dua periode ini mengungkapkan rasa bangga atas keberhasilan pertanian di Tuban meski di tengah pandemi Covid-19. Produktivitas panen padi dan jagung tiap tahunnya meningkat meski luas lahan tanam mengalami penurunan.

"Ini bentuk kerjasama yang baik antara pemerintah dan petani, hal ini harus terus terjaga dan dapat ditingkatkan karena Tuban telah ditetapkan sebagai salah satu lumbung pangan untuk tetap terjaganya ketahanan pangan nasional," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan /DPKP Kabupaten Tuban, Murtadji menyebutkan lahan pertanian melon seluas 1,8 ha ini dikelola oleh perkumpulan petani Bangkit Makmur Parengan. Lahan tersebut ditanami 19.200 tanaman melon dengan estimasi panen mencapai 51 ton. Melon yang dipanen dibagi menjadi 3 grade yaitu A, B, dan C.

"Melon dengan Grade  A menjadi kualitas terbaik dan dijual hingga ke luar pulau Jawa," sambungnya.

Mantan Camat Bancar ini menerangkan bantuan alat pertanian yang diserahkan kepada kelompok petani berasal dari Kementerian Pertanian RI. Bantuan tersebut diharapkan mampu mendukung peningkatan hasil pertanian di Bumi Wali.

Ketua Kelompok Petani Bangkit Makmur Parengan Suwarno mengatakan, dari 19.200 tanaman melon sebanyak 90 persen tumbuh sehat dan tidak dimakan hama. Hasil panen melon kali ini diperkirakan  80 persen atau sekitar  41.472 kilo memiliki grade A. Sedangkan untuk melon grade B sebanyak 7.776 kg dan selebihnya 2.592 kg.

Berdasarkan hasil perhitungan, lanjut Suwarno, total biaya yang dikeluarkan untuk budidaya tanaman melon kali ini mencapai Rp172 juta. Biaya tersebut sudah termasuk sewa lahan dan perawatan melon. Diperkirakan panen melon mencapai 51 ton dengan rata-rata beratnya 2 kg /buah.

Untuk harga jual buah melon cenderung mudah berubah, berkisar 5-7 ribu per kilo. Setelah dilakukan kalkulasi pendapatan kotor dikurangi biaya produksi, didapatkan rata-rata pendapatan bersih sekitar 134 juta rupiah.

"Kami menyampaikan terima kasih kepada Pemkab Tuban atas perhatian dan dukungannya. Harapannya, dapat memotivasi petani terus berkreasi dan berinovasi menuju petani sukses," tutupnya. [ali/ito]