Dilarang Pemerintah, Agen dan Pasar 4 Kecamatan di Tuban Jualan Telur HE

Reporter: Ali Imron

blokTuban.com - Menindaklanjuti edaran Direktoral Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementrian Pertanian perihal pelarangan penjualan telur tertunas hatched egg (HE), Pemerintah Kabupaten Tuban langsung menerjunkan timnya ke lapangan.

Hasilnya ada beberapa agen dan pasar yang terindikasi berjualan telur HE. Empat kecamatan yang memiliki stok telur HE banyak adalah di Tuban Kota, Kerek, Singgahan, dan Jatirogo.

"Tim kami menemukan telur terindikasi HE di empat kecamatan pekan lalu," terang Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan (DinskaNak) Tuban, Amenan ketika dihubungi blokTuban.com, Jumat (8/5/2020).

Sembari mendata sebaran telur HE, lanjut Amenan timnya juga mengambil sampel telur tersebut. Sekaligus memberi tahu pada agen bahwa telur tersebut di larang peredarannya oleh pemerintah.

Usai menemukan sampel, Pemkab Tuban akan melaporkan keberadaan telur yang terindikasi HE kepada Dinas Provinsi Jawa Timur. Tentunya akan dilanjutkan ke Kementrian Pertanian.

Dalam surat Kementan tertulis, berdasarkan Permentan nomor 32 tahun 2017 pasal 13 ayat (4) menyebut pelaku usaha integrasi, pembibit GPS, pembibit PS, pelaku usaha mandiri dan koperasi dilarang memperjualbelikan telur infertil atau tertunas sebagai telur konsumsi.

Untuk itu kepada pengusaha pembibitan ayam ras tak menjual telur HE tersebut. Jika bandel melanggar akan diperingatkan tertulis, dihentikan penyediaan dan peredaran ayam ras, tak direkom pemasukan setahun, hingga pencabutan izin usaha.

Telur HE sendiri umumnya berasal dari perusahaan-perusahaan pembibitan (breeding) ayam broiler atau ayam pedaging. Di mana telur yang tidak menetas (infertil), seharusnya tak dijual perusahaan integrator sebagai telur konsumsi di pasar.

Selain dari telur infertil, telur HE bisa berasal dari telur fertil namun tak ditetaskan perusahaan breeding. Alasannya antara lain suplay anakan ayam atau DOC (day old chick) yang sudah terlalu banyak, sehingga biaya menetaskan telur lebih mahal dari harga jual DOC.

Telur HE berwarna lebih putih atau pucat dibandingkan telur ayam negeri yang dihasilkan dari peternakan ayam layer. Ukurannya pun hampir sama, dan tak ada perbedaan rasa ketika sudah dimasak untuk dikonsumsi.

Kendati demikian, berbeda dengan telur ayam negeri, telur HE lebih cepat membusuk, biasanya setelah lewat satu minggu. Ini karena telur HE berasal dari ayam yang telah dibuahi pejantan. Selain itu, telur HE biasanya sudah beberapa hari tersimpan di tempat penyimpanan maupun mesin tetas perusahaan.

Faktor inilah yang membuat telur HE harganya jauh lebih murah dibandingkan telur ayam ras yang warnanya lebih kecoklatan. [ali/rom]