Tolak Balak: Tasyakuran Bubur Merah Putih Ala Desa Mojoagung

Reporter: M. Anang Febri

blokTuban.com - Keragaman bangsa Indonesia membuat masyarakat memiliki berbagai tradisi dan budaya. Termasuk tradisi penangkal bala' (tolak bala') ala warga Desa Mojoagung, Kecamatan Soko.

Menanggapi pandemi Corona yang melanda Indonesia saat inj, masyarakat yang ada di Desa Mojoagung, Kecamatan Soko ini membuat bubur merah putih yang dikumpulkan menjadi satu, di masjid ataupun musala. Mereka berdoa bersama agar terhindar dari balak maupun penyakit yang belakangan ini juga sering disebut-sebut sebagai pagebluk.

"Kita ingin agar warga tetap tenang dan menang, tapi juga tetap berwaspada. Maka dari itu untuk antisipasi, kita lakukan penyemprotan juga hajatan serentak untuk tolak balak," papar Kepala Desa Mojoagung, Bahrul Ulum kepada blokTuban.com.

Sebagai orang terdepan di desa, Kades muda ini punya gagasan dari nenek moyang zaman dahulu dengan jargon "Jowo tetep digowo, Arap tetep digarap". Maknanya, sebagai masyarakat Jawa, tetep melakukan bagaimana upaya dan aktivitas kebanyakan orang umum, istilahnya Njawani. Juga, berharap lewat doa sebagai penguat tangkalnya.

Ketika warga sudah melakukan pengerjaan penyemprotan cairan disinfektan secara maksimal, doa kepada Tuhan Yang Maha Esa diharap bisa memperkuat harapan selamat dari wabah Covid-19 yang kian hari bertambah parah ini.

"Tentunya kita berharap, supaya desa aman dan bebas dari segala ancaman penyakit. Termasuk virus Corona yang memberi ke dampak Indonesia juga," jelasnya.

Tasyakuran bubur merah putih dari bahan ketan dicampur gula merah dan parutan kelapa ini dilakukan di Masjid dan musala-musala kecil yang ada di penjuru desa Sabtu (29/3/2020) malam selepas Isya. [feb/col]