7 Langkah Mencegah Kanker Payudara Sejak Dini

Reporter: -

blokTuban.com - Menjaga kesehatan payudara tak kalah penting dengan menjaga kesehatan anggota tubuh lainnya. Apalagi, data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa dari 100.000 penduduk di Indonesia, 42,1 di antaranya berisiko terkena kanker payudara dan angka kematian 17 orang per 100.000 penduduk. Dengan tingginya angka tersebut, para wanita sangat disarankan untuk melakukan deteksi dini kanker payudara, baik SADARI (Periksa Payudara Sendiri) maupun mammografi (X-ray payudara).

SADARI sangat mudah dilakukan, namun manfaatnya sangat besar. Keberhasilan mendeteksi adanya kanker sejak dini mampu meningkatkan keberhasilan pengobatan sekaligus meningkatkan kemungkinan sembuh total.

Bagaimana caranya? Perhatikan bentuk normal payudara, cermati perubahannya dari waktu ke waktu. Umumnya, payudara akan terasa berbeda saat menstruasi, di mana payudara akan terasa lebih kencang dan padat karena fluktuasi kadar hormon. Hal ini berbeda dengan masa menopause yang membuat payudara terasa lebih lembut dan mengendur. Anda bisa melakukan SADARI pada hari ke-7 hingga hari ke 10 periode menstruasi karena jaringan payudara sudah tidak terlalu sensitif. Lakukan sebulan sekali.

Langkah-langkah SADARI

1. Berdiri menghadap cermin dan buka pakaian dari pinggang ke atas. Pastikan Anda mendapat cukup cahaya.

2. Berdiri dengan lengan di samping tubuh dan amati empat hal: perubahan bentuk payudara, ukuran payudara, permukaaan payudara, dan puting. Perbedaan ukuran antara payudara kiri dan kanan adalah normal karena kebanyakan wanita memiliki payudara yang ukurannya tidak sama besar.

3. Letakkan kedua tangan pada pinggang dan tekan kuat untuk mengencangkan otot dada. Membungkuklah dan rasakan apakah seperti ada yang menggantung di dalam payudara. Tegakkan badan kembali.

4. Letakkan kedua tangan di belakang kepala, lalu dorong siku ke arah depan (agar payudara mengendur) dan tarik siku ke arah belakang (agar payudara mengencang). Amati bentuk dan permukaan payudara.

5. Letakkan tangan kanan di belakang kepala, sementara tangan kiri meraba payudara. Gunakan jari telunjuk, tengah, dan manis untuk meraba. Lakukan 3 gerakan perabaan, yaitu:

- Dari atas ke bawah, bawah ke atas
- Gerakan melingkar dari tepi payudara hingga puting
- Gerakan dari tepi payudara lurus ke arah puting, baik sisi atas, bawah, maupun samping
Lakukan juga pada sisi payudara sebelah kanan hingga ke arah ketiak.

6. Masih pada posisi tangan yang sama, pencet puting. Amati jika ada cairan yang keluar sementara Anda bukan ibu menyusui.
 
7. Terakhir, lakukan poin nomor 5 dengan cara berbaring. Taruh gulungan kain atau bantal kecil di bawah pundak sisi tangan yang terangkat. Gunakan lotion untuk meraba payudara jika perlu. Lakukan di kedua sisi.

Kapan perlu waspada?

Anda mungkin perlu berkonsultasi dengan dokter jika menemukan:
• Benjolan keras pada payudara atau ketiak
• Perubahan pada permukaan kulit (menebal/berkerut/terdapat cekungan)
• Perubahan ukuran dan bentuk payudara, terutama saat mengangkat tangan
• Keluar cairan dari puting payudara (bukan ASI) atau keluar darah
• Terdapat puting yang memerah, lembab, tertarik ke dalam
• Ada ruam di sekitar puting
• Rasa sakit atau tidak nyaman yang berkelanjutan

Perlu diketahui, menemukan perubahan saat SADARI tak selalu berarti Anda memiliki kanker. Ini hanya tahap awal untuk deteksi adanya kemungkinan kanker. Satu dari sepuluh benjolan bersifat kanker. Jika Anda menemukan perubahan pada payudara yang tidak wajar, sebaiknya langsung periksakan pada dokter untuk dilakukan screening.

Rangkaian screening kanker payudara

Rangkaian screening akan dilakukan untuk memastikan kondisi yang terjadi pada Anda. Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan metode mammografi sebagai diagnosa awal kanker payudara untuk wanita usia 40 tahun ke atas. Pemindaian menggunakan sinar X rendah ini terbukti efektif untuk mencegah perkembangan kanker ke stadium lanjut. Metode mammografi dapat mendeteksi adanya benjolan di payudara dua tahun sebelum seseorang benar-benar merasakannya. Pemindaian ini juga bisa menentukan apakah benjolan bisa berpotensi menjadi sel kanker. Untuk wanita usia 40 tahun ke bawah, screening dapat dilakukan dengan cara USG payudara. Pemeriksaan lanjutan lain seperti Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan biopsi (operasi pengambilan jaringan) juga bisa dilakukan bila terdapat kecurigaan adanya sel kanker.

*Sumber: kumparan.com