Setiap Tahun Tuban Keluarkan Miliaran Rupiah untuk Penuhi Gizi

Reporter: Ali Imron

blokTuban.com - Hari ini 25 Januari 2020 merupakan hari gizi nasional. Gizi pada Sumber Daya Manusia merupakan hal yang penting disorot, karena menjadi faktor penentu kekuatan sebuah negara, lembaga, maupun perusahaan.

Bahkan, seorang anak harus diperhatikan gizinya sejak periode awal kehidupan dimulai, yaitu saat di dalam kandungan hingga dua tahun pertama setelah kelahiran. Periode ini sering disebut 1000 HPK (Seribu Hari Pertama Kehidupan).

"Temuan kami di lapangan, tidak semua yang kurang gizi adalah warga tidak mampu," tutur Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Tuban, Endah Nurul K. kepada blokTuban.com.

Endah menjelaskan, 1.000 hari pertama kehidupan adalah masa yang sangat penting karena merupakan periode emas tumbuh kembang anak. Meliputi sejak proses kehamilan hingga 2 tahun setelah lahir.

Pada masa kehamilan 5 jenis makanan yang sangat dibutuhkan adalah biji-bijian, buah-buahan, sayuran, daging ikan dan susu. Karena semua itu kaya akan berbagai zat gizi yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi dalam kandungan.

Setelah lahir bisa diberikan cukup nutrisi sesuai usia. Bisa diberikan ASI saja hingga bayi berusia 6 bulan, setelah itu ditambahkan MPASI (makanan pendamping ASI). Lebih baik yang mengandung sayur dan buah.

Pada tahun kedua usia anak diberikan asupan nutrisi dengan gizi yang seimbang, dikenalkan berbagai jenis dan tekstur makanan. Diperhatikan juga asupan cairan agar cukup sesuai kebutuhan dan dihimbau tidak terlalu banyak minuman yang mengandung gula.

"Jika kekurangan akan terjadi malnutrisi yang bisa memicu gangguan pertumbuhan, menjadikan anak memiliki berat badan rendah dan menurun kemampuan belajarnya karena berkurangnya konsentrasi," imbuh perempuan ramah ini.

Lebih dari itu, malnutrisi juga berakibat mudah terserang menyakit karena sistem kekebalan tubuh tidak bisa berjalan optimal. Bila berlebihan/obesitas, juga bisa mengganggu tumbuh kembang anak, terlebih bisa menyebabkan penyakit akibat obesitas seperti jantung, diabetes, dan lain sebagainya.

"Kelebihan ini juga bisa menyebabkan masalah pada tulang dan otot," bebernya.

Apabila Ibu hamil yang kurang gizi/ kurang energi kronis, juga sangat berbahaya karena dapat mengganggu kesehatan ibu hamil dan perkembangan janin yang dikandungnya. Janin bisa tumbuh tidak maksimal yang bisa berakibat berat badan bayi ketika lahir rendah (bblr).

Perkembangan organ janin juga terganggu yang dapat mengakibatkan kecacatan, keguguran ataupun kematian.

Dinkes selama ini telah melakukan PMT (pemberian makanan tambahan) pemulihan untuk balita yang gibur. PMT penyuluhan, sekaligus sebagai contoh bagi ibu balita yang lain bagaimana menyediakan makanan yang bergizi.

OPD yang berkantor di Jalan Brawijaya juga telah membentuk community feeding center, sebagai media intervensi dan komunikasi bagi ibu balita. Bekerjasama dengan organisasi wanita seperti PKK, dalam pemberdayaan keluarga salah satunya melalui Posyandu.

"Di Posyandu dilaksanakan penimbangan balita untuk memantau berat badannya. Juga dilakukan penyuluhan untuk pemilihan makanan yang beragam dengan gizi seimbang," tambahnya.

Pemkab juga telah mengubah metode penyuluhan dari metode konvensional ke metode Emo demo. Dimana audiens tidak hanya mendengar tetapi diajak ikut berperan aktif agar pemahaman bisa lebih optimal.

Adapun jumlah anggaran pemenuhan gizi mencapai miliaran rupiah. Tidak hanya bersumber dari APBD, tetapi juga dari anggaran pusat melalui dana alokasi khusus non fisik bidang kesehatan. Juga bersumber dari dana desa, peran swasta misal melaui CSR perusahaan.

"Swadaya masyarakat juga ikut membantu program peningkatan gizi masyarakat ini," tutupnya. [ali/rom]