Terlahir dari Keluarga Sederhana, Tak Patah Semangat Kejar Cita-Cita

Reporter: Nidya Marfis H.

 blokTuban.com -Terlahir dari keluarga sederhana, tak membuatnya putus asa untuk terus bersekolah.  

Menjadi sarjana sudah cita-citanya sejak kecil. Karena itu saat kuliah, mahasiswa Universitas PGRI Ronggolawe (Unirow) Tuban, jurusan Ilmu komunikasi ini juga bekerja sebagai sopir panggilan.

"Saudara saya punya usaha rental mobil, saya diberi tanggung jawab untuk menghendle," ungkap Shofi Abidin. Jumat (24/1/2020).

Selain itu, ia juga mempunyai usaha budidaya lele dan budidaya jamur bersama teman-teman di desanya di Desa Prunggahankulon, Kecamatan Semanding.

Untuk jamur sekali panen ia bersama temannya mendapatkan omzet Rp3 sampai Rp4 juta, sedangkan budidaya lele sekali panen mendapatkan omzet Rp6 sampai Rp7 juta.

"Hasilnya bisa membuat beli jajan, jadi tidak usah meminta ke orang tua," ungkapnya.

Kuliah dan kerja tak menjadi penghalangnya untuknya mengaktualisasi diri, tak tangung - tangung pada tahun 2019 kemarin, ia berhasil mendapatkan juara 1 sebagai duta pemuda tingkat Kabupaten Tuban dan duta pemuda tingkat Provinsi Jawa Timur (Jatim).

"Alhamdulillah, tahun 2019 merupakan pencapaian terbesar dalam hidup saya," ujarnya.

Lebih lanjut, menjadi wakil dari Provinsi Jatim untuk mengikuti Jambore Pemuda Indonesia di Minahasa Sulawesi Utara merupakan pengalaman yang tak akan pernah ia lupakan sampai kapan pun. Berawal dari pertama kali ia menaiki pesawat dari  Juanda Surabaya ke bandara Sam Ratulangi Manado yang memakan waktu selama 3 jam.

"Sempat ada rasa deg - degan, dari Surabaya panas lalu sampai Manado disambut hujan," tuturnya.

Hari pertama sampai di lokasi jambore yaitu, Komplek Stadion Maesa ia bergerak menyiapkan stand. Hari kedua, agendanya upacara pembukaan Jambore Pemuda Indonesia, di ikuti dengan tarian masal khas Minahasa.

 "Lalu malamnya kita di jamu oleh Bapak Bupati Minahasa, untuk makan malam," imbuhnya.

Selanjutnya, hari tiga agendanya kegiatan pengangkatan hama enceng gondok dengan tujuan membatu masyarakat Tondano mengatasi hama enceng gondok. 

"Dengan diangkatnya hama enceng gondok akan mempermudah masyarakat dalam melakukan aktifitas, baik itu mencari ikan, ataupun hanya untuk bersenang senang," tutur mahasiswa semester 4 itu.

Hari ke empat agendanya ialah,  field trip potensi wisata dan kebudayaan daerah, di sana seluruh kontingen dari semua provinsi diajak berkunjung ke tempat wisata bernama Bukit Kasih. 

"Di Bukit Kasih ini tempatnya di atas gunung yang sejuk dan masih sangat alami, masyarakat di sini pun masih sangat menjaga kebudayaannya," ujarnya.

Lalu pada malamnya seluruh peserta mengenalkan budaya khas daerah masing - masing, ia bersama timnya memperkenalkan tarian topeng yang berasal dari Kota Malang.

Kemudian di hari ke 5 ada pawai atau kirab budaya, dan Jawa Timur membawakan tema bertajuk "Malang Flowers Carnival". 

"Jatim mendapatkan apresiasi yang luar biasa oleh masyarakat Minahasa, hal itu terbukti dengan setiap langkah kita di jalanan tak henti hentinya warga meminta foto," tuturnya.

Di hari terakhir, seluruh peserta  mengikuti upacara peringatan ulang tahun kabupaten Minahasa. Kemudian dilanjut dengan serangkaian acara penutupan Jambore pemuda Indonesia.

Ia berpesan kepada seluruh pemuda khusus, yang ada di Tuban jangan berhenti untuk bermimpi dan teruslah mengembangkan kemampuannya.

"Saya sangat bersyukur bisa ada dititik ini, dan saya berharap kepada seluruh pemuda mumpung masih muda ayo terus berkarya," tandasnya. [nid/col]