Belum Akan Dibangun Tanggul Permanen, Sementara Ditangani Darurat

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com - Tanggul retak Sungai Bengawan Solo di Desa Sembungrejo, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban sementara ini ditangani darurat oleh BBWS, Pemkab dan masyarakat setempat, Senin (6/1/2020).

Perbaikan berupa tanggul permanen, kata Wakil Bupati Tuban, Noor Nahar Hussein belum bisa dilakukan sekarang karena masih menunggu kajian teknis.

"Karakteristik tanggul Bengawan Solo kalau kering kemarau longsor dan jika debit air meningkat dasar tanggul bergeser," terang Wabup dua periode ini.

Dasar tanggul yang saat ini retak dan ambles dalam. Ibaratnya jika dua batang bambu diberdirikan tidak sampai ke dasar sungai terpanjang di Pulau Jawa itu. Oleh karena itu, BBWS meminta ada kajian teknis tidak bisa dikerjakan saat ini.

Bentuk penanganan darurat di lokasi, ketika retak diisi material yang bisa menutup rekahan. Bronjong juga telah disiapkan untuk memperkuat tanggul.

"Tidak mungkin tanggul permanen dibangun sekarang," tegas politisi asal Rengel.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang memiliki otoritas kedaruratan telah menyiapkan semua. Sekaligus memantau perkembangan cuaca di BMKG.

Adapun tanggul permanen, Pemkab sifatnya menyiapkan lahan beserta menangani pembebasannya. Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa waktu lalu ke lokasi juga untuk memastikan tanggul permanen itu.

Perlu diketahui, upaya pembebasan lahan untuk tanggul juga masih di bawah 50 persen pada akhir 2018. Kendati masih terkendala pembebasan lahan, proyek penangkis banjir tahunan itu justru tersisihkan dibanding proyek Jembatan Kanor-Rengel sepanjang 200 meter.

Pembebasan lahan tanggul ini didanai APBD Tuban sejak Februari 2015. Dari 60 Km panjang tanggul hingga akhir 2018, lahan warga yang sudah terbebaskan sekitar 25 Km.

Bentang tersebut dari wilayah Kecamatan Widang, Plumpang, dan sebagian wilayah Kecamatan Rengel. Terakhir taanggul yang yang dibangun sampai Desa Sumberejo, Kecamatan Rengel. Sisanya 35 Km belum dibangun.

Di antara wilayah yang belum terbangun tanggul ada 11 desa di Kecamatan Rengel dan Soko. Yakni Desa Sumberejo, Karangtinoto, Tambakrejo, Kanorejo, dan Ngadirejo di Kecamatan Rengel. Desa Glagahsari, Kendalrejo, Mojoagung, Simo, Kenongosari, dan Pandan Wangi di Kecamatan Soko.

Dari lahan tersisa itu, Pemkab sudah membebaskan lahan sekitar 2,8 Km. Anggaran APBD yang telah digunakan melepas lahan warga Rp23,3 Miliar. Sisa lahan yang belum terekskusi sepanjang 32,2 Km, dan target pembebasan lahan direncanakan selesai 2021.

Semula proyek tanggul hanya sepanjang 19,8 Km dengan tinggi 3 meter di wilayah Kecamatan Rengel dan Soko. Skema proyek diubah menjadi sepanjang 60 Km dengan melintasi empat kecamatan. [ali/ono]