Produksi TPPI Maksimal, Indonesia Bisa Hemat Devisa 56 Triliun Pertahun

Reporter: Khoirul Huda

 

blokTuban.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dan Direktur Utama Tuban Petro meninjau langsung kawasan kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) yang akan dikembangkan menjadi industri petrokimia nasional di Tuban, Sabtu (21/12/2019).

 

Selain didampingi Direktur Utama Pertamina dan Direktur Utama Tuban Petro, Jokowi juga didampingi oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Komisaris Utama Pertamina Basuki Cahaya Purnama (Ahok), Gubernur Jatim  Khofifah Indar Parawansa dan Bupati Tuban Fathul Huda serta Ketua DPRD Miyadi.

 

Pada kesempatan itu, Jokowi menyampaikan jika TPPI ini bisa mengolah minyak mentah menjadi produk aromatik, olefin dan juga BBM, Premium, Pertamax, Solar dan LPG. Oleh karena itu, jika produksi di TPPI ini sudah bisa maksimal maka Indonesia akan bisa menghemat devisa hingga US$ 4,9 miliar.

 

"Jadi kalau ini bisa produksi maksimal, kita akan menghemat devisa sebesar US$ 4,9 miliyar atau sekitar Rp56 Triliun pertahun," terang Joko Widodo dalam konfrensi pers doors stop di area TPPI.

 

Oleh karena itu, Jokowi berharap kilang PT TPPI yang akan dikembangkan menjadi industri petrokimia yang terintegrasi dengan kilang nasional ini bisa rampung maksimal tiga tahun.

 

"Entah itu dengan kerjasama atau kekuatan sendiri. Saya minta Bulan Januari nanti sudah ada kejelasan mengenai itu," tandas Jokowi.

 

Sementara itu, Dirut Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, Pertamina sendiri akan mengembangkan pembangunan pabrik baru serta melanjutkan pembangunan komplek olefin dan polyolefin di kawasan kilang TPPI di Tuban. 

 

Dengan pembangunan tersebut, maka TPPI akan menjadi komplek petrokimia yang terintegrasi menghasilkan produk-produk aromatik dan olefin. 

 

Pada saat yang sama, melalui proyek RDMP dan GRR, Pertamina juga sedang membangun kilang Tuban dengan investasi US$16 miliar, yang nantinya akan memiliki fasilitas produksi petrokimia dengan produk polypropylene sebanyak 1.200 ktpa, paraxylene 1.300 ktpa dan polyethylene 750 ktpa. 

 

“Pembangunan industri petrokimia nasional akan turut memperkuat neraca perdagangan, menghemat devisa dan mengurangi impor bahan baku dan produk petrokimia,” pungkas Nicke.[hud/ono]