Cangkruk Mathuk di Tuban: Cara Mengelola Bisnis Media Online

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com - ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) bersama Tempo Institut menggelar cangkruk mathuk di Kabupaten Tuban, bertemakan mengelola bisnis media online. Narasumber yang dihadirkan yaitu Upi Asmaradhana,pendiri Kabar Makassar.

Cangkruk mathuk diikuti Ketua Ronggolawe Press Solodarity (RPS), Khoirul Huda, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Tuban, Pipit Wibawanto bersama puluhan jurnalis yang bertugas di bumi wali.

Humas dan Juru Bicara EMCL, Rexi Mawardijaya mengaku senang bisa bertemu kembali dengan jurnalis Tuban. Harapan kedepan, tahun berikutnya bisa intens menjalin komunikasi.

"Untuk menyukseskan sosialisasi hulu migas dan keselamatan di FSO," terang Rexi dalam sambutannya, Jumat (6/12/2019).

Rexi menambahkan, hingga hari ini Lapangan Banyuurip telah produksi minyak 220 ribu barel per hari (bph). Dengan jumlah tersebut, EMCL menjadi produsen terbesar di Indonesia.

Lebih dari itu, sekarang juga ada revisi Amdal untuk memenuhi permintaan pemerintah dengan produksi 235 ribu Bph. Lapangan Kedung Keris juga akhir tahun resmi operasi dengan 10 ribu bph.

"Kami berharap aliran minyak di Kedung Keris berjalan dengan lancar," terangnya.

Diskusi gayeng berlangsung sekitar 2 jam. Daeng Upi, sapaan akrab pemateri, menjelaskan era 4.0 merupakan tantangan bagi jurnalis. Menurutnya, semua orang sedang hidup dalam zaman yang ajaib. Semua serba digital, dan itu yang dia terapkan dalam mengelola bisnis media online.

"Tim di tiap kota (KGI Network) merupakan pemilik bukan sekedar karyawan. Modal awal saya hanya 750 ribu rupiah," terangnya berbagi kiat sukses.

Resep bisnis media yang dia kelola bisa bertahan sejak 2019 adalah karena menjaga marwah jurnalisme. Berita yang ditulis untuk kepentingan publik, cek fakta dan konfirmasi serta cover both side.

"Kabar tidak pernah menayangkan berita tanpa konfirmasi. Narasumber harus tercantum di berita pertama. Kami tidak mempertuhankan rating," imbuhnya.[ali/dy]