Tanggul Permanen Masuk APBN PUPR, Pembebasan Lahan Ditarget Kelar 2021

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com - Di sela pengecekan tanggul retak Sungai Bengawan Solo di Desa Sembungrejo, Kecamatan Plumpang, Minggu (1/12) sore, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa juga menanggapi pembuatan tanggul permanen.

Khofifah telah menyampaikan kepada Kementrian PUPR dan dari 10 Balai Besar di Jatim siap mengkomunikasikan dengan BBWS dan lainnya.

"Mereka akan memasukkan anggaran tanggul permanen di APBN PUPR," terangnya.

Data blokTuban.com, upaya pembebasan lahan untuk tanggul juga masih di bawah 50 persen pada akhir 2018. Kendati masih terkendala pembebasan lahan, proyek penangkis banjir tahunan itu justru tersisihkan dibanding proyek Jembatan Kanor-Rengel sepanjang 200 meter.

Pembebasan lahan tanggul ini didanai APBD Tuban sejak Februari 2015. Dari 60 Km panjang tanggul hingga akhir 2018, lahan warga yang sudah terbebaskan sekitar 25 Km.

Bentang tersebut dari wilayah Kecamatan Widang, Plumpang, dan sebagian wilayah Kecamatan Rengel. Terakhir taanggul yang yang dibangun sampai Desa Sumberejo, Kecamatan Rengel. Sisanya 35 Km belum dibangun.

Di antara wilayah yang belum terbangun tanggul ada 11 desa di Kecamatan Rengel dan Soko. Yakni Desa Sumberejo, Karangtinoto, Tambakrejo, Kanorejo, dan Ngadirejo di Kecamatan Rengel. Desa Glagahsari, Kendalrejo, Mojoagung, Simo, Kenongosari, dan Pandan Wangi di Kecamatan Soko.

Dari lahan tersisa itu, Pemkab sudah membebaskan lahan sekitar 2,8 Km. Anggaran APBD yang telah digunakan melepas lahan warga Rp23,3 Miliar. Sisa lahan yang belum terekskusi sepanjang 32,2 Km, dan target pembebasan lahan direncanakan selesai 2021.

Semula proyek tanggul hanya sepanjang 19,8 Km dengan tinggi 3 meter di wilayah Kecamatan Rengel dan Soko. Skema proyek diubah menjadi sepanjang 60 Km dengan melintasi empat kecamatan tersebut. [ali/ito]