Dugaan Bengawan Solo Tercemar, Gubernur Khofifah Koordinasi dengan Ganjar

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com - Perubahan warna air Sungai Bengawan Solo telah menjadi perhatian serius Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Pengambilan sampel air pun telah dilakukan pada 29 dan 30 November, yaitu dua di Ngawi dan tiga di Bojonegoro.

"Pada 4 Desember mendatang kita akan tahu hasilnya. Ada indikasi karena warnanya ada merah tua, memang kemungkinan dari limbah tekstil dan pewarna batik," terang Gubernur Khofifah disela pengecekan tanggul retak di Desa Sembungrejo, Kecamatan Plumpang, Minggu (1/12/2019).

Kendati demikian, Khofifah meminta tetap harus dibuktikan. Sedangkan pada 3 Desember 2019 ini akan ada kongres Sungai Bengawan Solo di Semarang.

Dua bulan lalu, Khofifah mengaku telah koordinasi dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Apakah dicari titik tengahnya perbatasan Jatim dan Jateng. Apapun itu dibahas daya dukung alam, terutama baku mutu air.

"Kita harus lakukan kewaspadaan lebih signifikan," terangnya.

Ditambahkan, di kongres di Semarang nanti Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) juga hadir. Khofifah berharap yang melakukan pelanggaran terhadap pembuangan limbah secara tidak bertanggungjawab, seyogyanya mereka dapat peringatan sampai dengan hukuman.

Soal baku mutu air, Gubernur Ganjar juga waktu itu mengatakan dalam posisi yang membahayakan. Kemarin dikagetkan di Ngraho air mengalir warnanya sudah berubah.

"Saya tidak hanya minta foto tapi juga video, supaya bisa mengenali sumber air kemudian dilakukan sampling di lima titik," imbuhnya.

Oleh karena itu, mencintai sungai menjadi bagian penting. Beberapa kali Khofifah susur sungai, diharapkan sungai menjadi beranda depan. Tidak hanya di Jatim dan Jateng, tapi dimana saja.

Ketika mencintai sungai, itu berarti ada harapan habitat sungai bisa hidup dengan baik. Bahwa secara serius Pemprov ingin ada wisata sungai yang lebih strategis, dari Gresik, Mojokerto, sampai Surabaya.

"Diambil contoh perahu kecil bisa menjadi indah ada di belahan Sungai Kapuas," tambahnya.

Terobosan tesebut diharapkan diterapkan di Jatim, sehingga menjadi sumber mata pencaharian baru bagi masyarakat yang punya pasion untuk membangun wisata. [ali/ito]