Membiarkan Balita Bilang "Enggak Mau" Ternyata Ada Manfaatnya

Reporter: -

blokTuban.com - Saat balita memasuki usia 18 bulan, Anda mungkin akan sering mendengar si kecil mengatakan "enggak mau!". Ya Moms, tiap kali Anda menawarkan sesuatu padanya, si kecil kerap menolak dengan mengatakan "enggak mau".

Hal itu mungkin bisa membuat Anda kesal, karena melihat anak balita Anda tidak menurut. Tapi tenang dulu, Moms. Penolakan ini bukan berarti balita sungguh-sungguh menolak atau sengaja melawan Anda, kok. Itu merupakan sesuatu yang normal terjadi pada fase pertumbuhannya.

"Mereka (balita) sedang mengalami perkembangan otak yang paling cepat selama periode ini. Setiap detik setidaknya ada 700 saraf otak baru yang terbentuk," kata Kathryn Smerling, psikolog keluarga di New York City, Amerika Serikat, seperti dilansir Todays Parent.

Ia mengatakan, salah satu proses tumbuh kembangnya adalah ketika ia sering mengatakan "enggak mau". Sebab pada saat itu, balita sudah memiliki pemikiran dan pendapat mereka sendiri. Mereka merasa bahwa berbeda sangat penting untuk membuat mereka menjadi seorang individu yang fungsional.

"(dengan mengatakan tidak) Mereka mempelajari aturan tentang perilaku sendiri dan bagaimana menempatkan diri di dunia sosial yang ada pada sekitar mereka," kata Cindy Huang, asisten profesor psikologi konseling di Teachers College, Columbia University, AS.

Selain itu, bisa mengatakan "tidak" juga bisa membuat balita mengendalikan dirinya. Sehingga, ia bisa menjalin hubungan yang sehat dan mampu melindungi diri dari kejahatan seksual misalnya, Moms.

"Jika seorang anak tidak ingin dipeluk atau dicium oleh orang lain, (kata) 'tidak' pada mereka harus dihormati dan didengarkan. Oleh sebab itu, sangat penting bagi kita untuk memahami konteks 'tidak' ini," ujar Huang.

Nah bila selama ini ia 'dikendalikan' oleh Anda, ayahnya, atau pengasuhnya, mulai saat ini biarkan si kecil untuk mengatakan "enggak mau" dan menentukan sikapnya. Ya Moms, ini waktunya anak balita Anda menguji dirinya tentang apa saja yang sudah bisa ia lakukan secara mandiri dan bagaimana reaksi orang lain melihat aksinya.

*Sumber: kumparan.com