Soal Dampak Pengeboran, Ini Penjelasan Humas PHE TEJ

Reporter: M. Anang Febri

blokTuban.com - Berlangsungnya musyawarah, diskusi masyarakat Desa Jegulo, Kecamatan Soko terkait dampak pengeboran Pertamina Hulu Energi (PHE) Tuban East Java (TEJ) yang sempat mengeluarkan aliran air panas, pihak Perusahaan melalui Humas PHE TEJ menyampaikan sejumlah poin.

"Kami minta maaf kepada bapak sekalian, jika kurang informasi. Warga yang merasa kurang tentram, juga kita minta maaf," ujar Humas PHE TEJ, Daniel Soerbakti kepada masyarakat, Selasa (24/9/2019).

Sebagai objek vital Nasional, perusahaan punya aturan tersendiri untuk menjaga keberlangsungan operasi hingga proses kerja akhir. Sebab setelah drill, harapan pihak perusahaan di Jegulo ini menjadi wilayah besar.

Kegiatan apapun dalam Pertamina, sambungnya,  punya Standar Satuan Harga (SSH). Misal, jika ada rumah terganggu maupun terkena dampak, ada ketentuan dari PUPR. 

"Karena kegiatan kita resmi. Kegiatan berdampak, maka semua ada kajian," tegasnya.

Humas PHE TEJ menambahkan, kehadirannya ditengah forum musyawarah adalah untuk menjembatani. Baik aspirasi dari kelurahan atau desa serta masyarakat. Segala bentuk kegiatan, punya input data, audit, serta dilindungi hukum.

Segala bentuk aspirasi tadi, kemudian diakomodir, dan diajukan ke perusahaan. Asal ada dasar yang jelas untuk melakukan ajuan, serta bukti real yang harus diberikan.

Hasilnya, soal air yang muncul dan mengalir besok sudah dipastikan mulai berhenti. Tentu hal ini memiliki skema kerja, dimana proses pengerjaan menggunakan teknologi dan terapan khusus.

Kemudian, rumah yang retak sebab dampak mobilisasi maupun proses kerja, perusahaan akan bertanggungjawab. Sejumlah tanaman warga yang rusak juga ikut kena ganti rugi.

"Sudah ada kesepakatan, dengan tanda tangan dari perusahaan yang mana diwakili oleh Humas PHE TEJ, Pak Daniel. Dilengkapi tanda tangan dari Serka Rusdianto selaku Babinsa, dan warga yang rapat hari ini sebagaian sudah tanda tangan," kata Kepala Desa Jegulo, H. Moh. Ali Shulthoni kepada blokTuban.com usai gelar musyawarah dan diskusi antara masyarakat dan perusahaan.

Sekadar diketahui , air yang keluar dengan kondisi cukup panas dari dampak pemboran yang mengalir lewat saluran air warga sejak kemarin, menjadi perbincangan hangat dan bahasan utama oleh warga masyarakat Jegulo.

Dari pihak perusahaan sendiri mengaku, bahwa aliran air tersebut tak sengaja keluar. Namun, keluarnya air itulah yang menjadi indikasi keluarnya minyak yang mengantar ke permukaan.

"Kita alirkan air itu untuk mengamankan masyarakat juga. Air yang keluar itu tidak mengandung bahaya, bahkan bisa baik untuk pertanian karena mengandung pupuk. Ya, besok pagi semoga sudah berhenti," tutur Daniel. [feb/col]